Tiga Bulan Pasca Tsunami, Pantai Tanjung Lesung Dinyatakan Aman
- VIVA/Aiz Budhi
VIVA – 22 Desember tahun 2018 lalu, menjadi hari yang tak terlupakan, khususnya bagi warga Banten. Di tanggal itu, telah terjadi tsunami Selat Sunda yang meluluhlantahkan sebagian pesisir pantai Banten, khususnya Tanjung Lesung.
Sekitar tiga bulan dari kejadian tersebut, pemerintah dan masyarakat Banten melakukan berbagai perbaikan, khususnya dalam ranah pariwisata.
Untuk kembali menggaungkan bahwa pantai di Banten khususnya Tanjung Lesung telah aman, Kementerian Pariwisata bekerja sama dengan Pemprov Banten mengadakan acara Banten Travel Exchange.
Dalam acara tersebut, Menpar Arief Yahya menegaskan bahwa Pantai Tanjung Lesung telah aman. Gunung Anak Krakatau yang menjadi penyebab utama tsunami dinyatakan berada dalam keadaan aman.
“Gunung Anak Krakatau itu statusnya sekarang sudah siaga, turun dari level III menjadi level II, level waspada. Jarak status itu untuk siaga adalah 5 km dari kawahnya. Jarak dari kawah ke sini (Pantai Tanjung Lesung) 50-60 km. Ketika diturunkan ke status waspada menjadi 2 km dari kawah,” ucap Arief Yahya di Tanjung Lesung Banten, Senin, 1 April 2018.
Arief Yahya menjelaskan bahwa status Gunung Anak Krakatau sangat berpengaruh kepada jumlah para wisatawan nasional dan internasional yang akan berkunjung ke Banten.
Menurut Arief, dengan ditetapkannya Tanjung Lesung menjadi tujuan wisata yang aman adalah titik balik berkembangnya wisata Tanjung Lesung pasca tsunami. Hal itu juga menjadi kado terindah untuk ulang tahun Kabupaten Pandeglang yang jatuh pada hari ini.
“Ini semacam pengumuman semoga pengumuman ini menjadi titik balik bagi Selat Sunda. Saya bicara ini atas izin dari BMKG dan BNPB. Semoga memberikan berkah sesuai dengan ulang tahun Pandeglang,” tutur Arief.
Pasca bencana tsunami Selat Sunda, Kemenpar sendiri telah membentuk tim Selat Sunda Aman yang diketuai Kepala Biro Komunikasi Publik Kemenpar Guntur Sakti. Tim itu bertujuan untuk melakukan pemantauan serta memastikan agar seluruh program pemulihan sektor pariwisata Selat Sunda berjalan sesuai rencana, baik dari unsur sumber daya manusia (SDM), pemasaran, maupun destinasi terdampak.