Penjelasan Menpar Terkait Okupansi di Tanjung Lesung Masih Rendah

Menteri Pariwisata (Menpar) RI Arief Yahya
Sumber :

VIVA – Akhir tahun lalu, Indonesia diguncang gelombang tsunami di selat Sunda. Bencana itu pun berdampak besar terutama di kawasan Tanjung Lesung yang merupakan salah satu destinasi wisata. 

Akibat bencana tersebut, pelaku pariwisata mengatakan, ada penurunan okupansi hotel di Tanjung Lesung, bahkan okupnsi di bawah 10 persen. Bukan hanya Tanjung Lesung, bencana yang menimpa Lombok beberapa waktu lalu juga berdampak untuk sektor pariwisata. 

Terkait dengan hal tersebut, Menteri Pariwisata Arief Yahya pun angkat bicara. "Lombok sudah recover sebelum tiket naik, average okupansi 30-40 persen ketika harga tiket naik jadi turun di bawah 30 persen," kata dia kepada awak media di Skye Bar Menara BCA Jakarta Pusat, Senin, 4 Maret 2019. 

Sedangkan untuk rendahnya okupansi di kawasan Tanjung Lesung, dia memprediksi karena status bencana yang diberikan kepada kawasan itu. Mengingat, penurunan kunjungan wisatawan dan okupansi juga pernah terjadi di Bali saat status awas selama tiga bulan akibat ancaman letusan Gunung Agung 2017 silam. 

"Hipotesis saya status yang buat drop. Di tahun 2017, Bali bisa capai 1 juta wisatawan tapi karena Bali di posisi 'bahaya' akibatnya 14 negara mengeluarkan travel advice," kata dia.

Dia melanjutkan, dari 14 negara yang mengeluarkan travel advice, jumlah wisatawan dari China yang mengalami penurunan tajam, yakni 0 kunjungan ketika status bahaya itu dikeluarkan. 

"Waktu itu saya bilang ke Konjen China 'tidak ada satu pun inisiatif China yang enggak saya dukung terkait travel, saya minta cabut travel advice'," ungkap Arief. 

Mendengar omongan itu, Konjen China memberikan jawaban yang membuat Arief tercengang. 

"Bagaimana kami tidak mencabut rekomendasi kalau pemerintahan Anda menyatakan Bali dalam kondisi bahaya', saat itu saya langsung di-skak mat di ruangan saya sendiri," kata Menpar mengingat kejadian itu. 

Dia menyebut dengan pernyataan itu, Arief meminta pemerintah untuk mencabut status Bali kala itu. 

"Minta presiden cabut status Bali tapi tetap dapat sumbangan atau dukungan. Akhirnya tanggal 22 Desember 2017 recovery, Januari (2018) recovery sudah 70 persen, Februari 90 persen, Maret 95 persen dan April 100 persen," tuturnya.

Berkaca dari itu, Arief menerapkan hal serupa di Tanjung Lesung.  "Statusnya diperbaiki pemda, status dicabut tapi pemda tetap dapat bantuan," kata Arief. (rna)