Jambi Simpan Potensi Wisata Unggul, Bagaimana Pengembangannya?
- Instagram/@hitz.wisatajambi
VIVA – Panorama pariwisata di Jambi terbilang banyak menyimpan peninggalan sejarah peradaban. Namun, sayangnya kurang mendapat apresiasi dari pemerintah setempat.
Pemerhati lingkungan wisata Ari Suryanto mengatakan hal itu. Ia berpendapat, sehebat apa pun keinginan pemerintah dalam mewujudkan berbagai kebijakan tanpa didukung perencanaan yang kurang matang, dianggap akan menjadi sia-sia.
"Tiap Dinas Pariwisata kabupaten yang ada di Jambi setidaknya harus mengacu pada Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) yang sudah ada, sehingga arah kebijakannya akan terarah dan terukur, karena RIPPDA merupakan bagian dari tata ruang dalam mengembangkan industri pariwisata di suatu daerah," ujarnya ditemui VIVA beberapa waktu lalu.
Dinas Pariwisata, merupakan bagian dari leading sector dalam pengembangan industri pariwisata. Institusi itu diharapkan mampu membaca peluang tentang potensi objek wisata apa saja yang layak dijadikan sebagai destinasi wisata unggulan, untuk dipasarkan kepada para wisatawan lokal maupun mancanegara.
Selain itu, Ari mengatakan bahwa destinasi objek wisata yang ada saat ini, hendaknya memiliki Blue Print dan Road Map yang akan dijadikan sebagai acuan di dalam pengembangan industri pariwisata.
"Contohnya di wisata di Tanjung Jabung Timur Jambi, apabila kita melihat potensi objek wisata yang dimiliki tentunya jauh lebih unggul dan unik apabila dibandingkan dengan potensi pariwisata di daerah lainnya khususnya dalam wilayah Provinsi Jambi," ujarnya.
Keunikan tersebut didukung oleh adanya bentangan panjang garis pantai yang mencapai 90 persen dan salah satu titiknya dimanfaatkan sebagai persinggahan burung-burung imigran dari Siberia yang terbang sejauh 13.000 kilometer. Mereka datang ke Pantai Cemara Kecamatan Sadu pada setiap tahun pada November sebelum melanjutkan petualangannya menuju Benua Kanguru Australia pada Maret.
"Ini kesempatan bagi pihak pariwisata memperhatikan wisata ini guna meningkatkan devisa ekonomi masyarakat maupun pemerintah," katanya.
Selain pantai ada juga keberadaan kapal kuno yang ditemukan di daratan Desa Lambur 2 Kecamatan Sabak Timur. Itu membuktikan bahwa sepanjang garis pantai pesisir Kabupaten Tanjung Jabung Timur pernah menjadi pusat perdagangan bagi bangsa-bangsa lainnya di antaranya, China dan Arab.
Ia memastikan bahwa keberadaan Candi Muaro Jambi sangat erat kaitannya dengan sejarah peradaban perkembangan agama Hindu yang penyebarannya dilakukan oleh bangsa Tibet yang dikuatkan oleh adanya temuan pecahan-pecahan keramik di sepanjang pantai di wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi.
"Untuk mendorong pengembangan industri pariwisata di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Dinas Pariwisata harus lebih mengedepankan arah kebijakan pengembangan secara terintegrasi dan lebih fokus pada kegiatan promosi melakukan pendekatan dengan pihak Kementerian Pariwisata dan Kreatif Indonesia, sehingga potensi Pariwisata Kabupaten Tanjung Jabung Timur dapat dikenal lebih luas," ungkap Ari.
Ia berharap kepada pemerintah agar pariwisata Jambi mampu mendorong pertumbuhan industri, sehingga berdampak pada pertumbuhan ekonomi masyarakat serta memberikan kesempatan dan peluang dalam menyerap lapangan pekerjaan yang seluas luasnya, terutama meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). (art)