Maskapai Cathay Pacific 'Khilaf' Berikan Diskon 95% untuk Kelas Bisnis
- bbc
Cathay Pacific menyatakan akan tetap menerima tiket kelas pertama dan kelas bisnis yang secara tidak sengaja dijual kepada sejumlah penumpang yang beruntung dengan harga yang sangat murah.
Maskapai penerbangan Hong Kong itu menjual tiket kelas bisnis untuk penerbangan Agustus dari Vietnam ke New York dengan harga US$675 atau kurang dari Rp 10 juta pergi-pulang, padahal harga tiket untuk rute yang sama untuk penerbangan bulan Juli dan September adalah sekitar US$16.000 atau sekitar Rp 231 juta.
Cathay Pacific mengakui "telah membuat kesalahan", tetapi menegaskan akan menerima tiket-tiket yang sudah terlanjur dibeli dengan harga sangat murah itu.
Tarif tiket tersebut diberitakan oleh para blogger pariwisata pada tanggal 31 Desember dan kemudian dicabut oleh Cathay Pacific.
`Potongan 95%`
Mac Jaehnert, asal Milwaukee, Wisconsin, Amerika Serikat, menerima penawaran harga lewat Twitter dan memanfaatkan kesempatan untuk memesan tiket kelas pertama dari Boston ke Hong Kong, dan penerbangan lanjutan ke Hanoi, Vietnam, dengan kelas bisnis. Total biaya yang dikeluarkan adalah US$1.220.
Ia sebelumnya mendamba-dambakan tiket kelas pertama, ujarnya kepada BBC. Namun sebagai blogger pariwisata dan manajer media sosial di perusahaan teknologi, ia biasanya terbang di kelas ekonomi.
"Tiket satu kali jalan untuk penerbangan Cathay di kelas pertama sekitar US$18.000 dan harga itu di luar jangkauan saya."
"Ketika saya hitung, harga yang saya bayarkan merupakan harga potongan 95%," jelasnya Jaehnert.
Ia lantas menduga penawaran tiket murah itu merupakan penawaran yang terjadi sekali seumur hidup atau memang karena ada kesalahan, atau kedua faktor itu. Ia mengaku lega mendengar Cathay Pacific menyatakan tiket-tiket yang dibeli dengan harga miring itu tetap berlaku.
Sejauh ini belum jelas berapa jumlah tiket yang dibeli dengan potongan harga sebesar itu dan Cathay Pacific tidak segera memberikan komentar ketika dihubungi BBC.
Tahun sulit
Insiden ini terjadi pada tahun 2018 yang penuh tantangan bagi Cathay Pacific, di tengah usahanya untuk kembali membukukan keuntungan setelah mencatat kerugian selama satu tahun pembukuan sampai Maret tahun lalu.
Maskapai itu kesulitan menghadapi kesulitan, khususnya persaingan dengan maskapai-maskapai berbiaya murah dari Cina yang menjangkau rute-rute di Hong Kong, Cina dan negara-negara Asia Tenggara.
Pada Oktober lalu, Cathay Pacific mengalami persoalan di sistem teknologi informasinya sehingga informasi pribadi sekitar 9,4 juta penumpang berisiko terekspos.
Satu bulan sebelumnya, Cathay Pacific harus mengirimkan salah satu pesawatnya ke pabrik pengecetan karena terdapat kesalahan pada penulisaan nama sehingga nama maskapai itu dieja "Cathay Paciic" di bagian samping badan pesawat.