Pasca Tsunami, Okupansi Hotel di Anyer Hanya 10 Persen
- VIVAlife/Al Amin
VIVA –Okupansi atau tingkat hunian kamar hotel di kawasan Anyer, Kabupaten Serang, Banten, paska tsunami Selat Sunda hanya 10 persen. Khawatir bencana kembali terjadi, banyak masyarakat memilih untuk melakukan doa bersama.
"Huniannya turun drastis, itu tinggal 10 persen. Malam tahun baru sekarang banyak hotel berubah melakukan istighosah," kata Ashok Kumar, Ketua harian PHRI Banten, saat ditemui di Anyer, Kabupaten Serang, Senin 31 Desember 2018.
Ashok mengaku tidak mengetahui, seberapa banyak konsumen hotel yang membatalkan liburannya di hotel wilayah Anyer.
Dia tidak bisa memaksa pengelola hotel melakukan refund atau pengembalian uang muka konsumen, untuk booking hotel saat tahun baru.
PHRI kini sedang mengejar pengembalian kondisi wisata di Banten, usai porak poranda dihantam tsunami Selat Sunda pada Sabtu, 22 Desember 2018 silam.
"Kita minta kepada pemerintah pusat, kabupaten, provinsi itu lebih banyak melakukan kegiatan rapat-rapat di hotel, karena rapat itu tidak bisa ditunda, rekreasi bisa ditunda. Sehingga adanya perputaran orang di sini," ujarnya.
Pihak BMKG tetap mengeluarkan imbauan agar tidak ada aktivitas orang, dalam radius 500 meter dari bibir pantai. Ini, lantaran, Gunung Anak Krakatau (GAK) masih berstatus Siaga.
"Pimpinan kami di BMKG, masih mengimbau warga untuk menjauhi pantai dalam radius 500 meter," kata Admiral Musa Julius, pegawai di pusat gempa bumi dan tsunami, BMKG Pusat, di tempat yang sama.
Guna memantau kondisi cuaca di sekitar pesisir Banten, BMKG menyiagakan satu unit mobil satelit, yang terus meng-update kondisi cuaca bahkan gelombang air laut, secara real time, di posko pengungsian Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten
"BMKG akan terus menginformasikan ke warga perkembangan cuaca, sehingga warga menjadi paham cuaca harian di wilayahnya," ujarnya.