Memulihkan Pariwisata Lombok Pasca Dihantam Gempa
- VIVA/Isra Berlian
VIVA – Rentetan gempa bumi yang mengguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat, Agustus 2018 lalu berimbas pada sektor pariwisata. Menteri Pariwisata RI, Arief Yahya mengatakan bahwa terjadinya penurunan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Lombok sebagai efek dari peristiwa gempa.
"Terjadi erupsi hantam wisman di awal 2018. Juli full recover Lombok direct wisatawan sudah di atas rata-rata kala itu 14-15 ribu. Setelah itu terjadi gempa Rinjani 29 Juli (2018), disusul gempa 7 SR (Skala Richter) di Agustus, jumlah wisatawan turun drastis. Jumlah yang visit secara direct di Lombok turun 2/3 atau 65 persen," kata Arief di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Sabtu, 29 Desember 2018.
Dia melanjutkan, untuk proses recovery sendiri saat ini sudah dilakukan oleh pihaknya. Mulai dari sisi sumber daya manusia, aksesibilitas hingga amenitas.
“Pertama SDM kita sudah melakukan trauma healing kepada seluruh pelaku industri. Kami juga sedang memperbaiki dermaga Gili Pontoh yang diharapkan akan selesai di bulan maret 2019,” ucapnya.
Soal akomodasi, terutama Lombok Selatan dan Mataram, kata dia tidak terlalu bermasalah.
“Kalau bangunan di Lombok Selatan 100 persen (kondisinya masih baik), bagian tengah 75 persen sedangkan utara 50 persen,” kata Arief,
Selain itu, hal penting lainnya dalam proses recovery pasca gempa di Lombok adalah meyakinkan para maskapai untuk kembali melakukan penerbangan menuju Lombok.
“Critical untuk full recovery adalah akses. Kalau maskapai terbang balik kami kasih intensif dan promosikan. Agar full recovery, termasuk Korea Selatan, akan dapat dukungan sama, akan diberi support intensif dan promosi. Airline itu penting untuk recovery,” jelas dia. (ase)