Mengintai Burung Langka di Hutan Mangrove Pariaman Sumbar

Ekowisata Hutan Mangrove di Pariaman
Sumber :
  • VIVA/ Andri Mardiansyah/ Padang

VIVA – Sukses menyedot perhatian banyak wisatawan melalui objek wisata hutan mangrove dengan jembatan treking sepanjang 50 meter di Desa Apar, Kota Pariaman, Sumatera Barat, kini Pemerintah setempat bakal kembali membuat gebrakan baru dengan membangun sebuah tower pengintai burung langka seperti Jalak Jawa dan Kuntul.

Selain tower pengintai burung yang nantinya dibuka untuk umum dengan tujuan agar pengunjung dapat lebih mengenal dan memahami karakteristik jenis burung langka itu, pemerintah Kota Pariaman dan Tabuik Diving Club sebagai pengelola, juga akan melanjutkan pembangunan jembatan treking kawasan hutan Mangrove itu sepanjang 50 meter lagi agar jarak tempuh jelajah para wisatawan bertambah. Artinya, dengan total panjang jembatan treking 100 meter, seluruh wisatawan diklaim akan lebih puas menjelajah hutan Mangrove yang dulunya hampir mati.

Terwujudnya pembangunan tower pengintai burung dan jembatan treking mangrove ini, tak lepas dari peran PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region I Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Minangkabau. Setelah melihat adanya dampak positif bagi perubahan iklim pariwisata di lokasi itu, melalui Program CSR nya, PT Pertamina DPPU Minangkabau kembali menggelontorkan bantuan dana sebesar Rp938 juta yang nantinya dipergunakan untuk mengembangkan kawasan objek wisata mangrove di tempat itu.

“Bantuan ini, diberikan guna meningkatkan profit dalam rangka meningkatkan kesejahteraan negara. Selain itu, juga melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Ada Enam bidang pengembangan dan kelanjutan dari program ini yakni, kelanjutan transplantasi terumbu karang buatan, pengembangan kawasan konservasi penyu,"kata Operation Head Terminal DPPU Minangkabau, Abdul Muis, Jumat 14 September 2018.

Dengan adanya bantuan dana ini lanjut Abdul Muis, diharapkan ke depannya objek wisata mangrove, penangkaran penyu dan terumbu karang di Kota Pariaman ini dapat menjadi lebih baik lagi. Bahkan mampu menjadi yang terbaik.

Sementara itu, Walikota Pariaman, Mukhlis Rahman menyebutkan, sebagai follow-up nya, pemerintah dapat membuat strategi dan kebijakan baru dalam pengelolaan wilayah pesisir. Salah satunya, dengan memanfaatkan potensi alam di wilayah pesisir sebagai tempat tujuan ekowisata atau Eco-tourism.

Untuk ekowisata bahari jelas Mukhlis Rahman, Pariaman saat ini selain kawasan hutan mangrove juga memiliki beberapa pulau kecil yang sangat berpotensi seperti pulau Angso Duo, Pulau Bando, Pulau Kasiak dan Pulau Ujuang.

"Tentu saja dengan adanya bantuan ini, membuat kita semakin mudah mengembangkan objek wisata bahari potensial yang sudah ada. Kita berterima kasih kepada Pertamina DPPU Minangkabau yang sudah memberikan perhatian khusus terhadap pembangunan sektor maritim di Kota Pariaman,"ujarnya.

Mukhlis juga menegaskan, dengan adanya kepedulian lembaga non pemerintahan terhadap kelestarian ekosistem perairan, akan selalu menjadi sumber inspirasi bagi masyarakat dan lingkungan. (ren)