Kemenpar Klaim Aktivitas Wisata di Gunung Bromo Telah Kembali Normal
VIVA – Kebakaran hutan melanda kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Jawa Timur. Kejadian yang tepat terjadi di Blok Pletongan, Resort Tenger Laut Pasir, Sabtu, 1 September 2018 lalu itu pun diakui sempat mengganggu ekosistem pariwisata di kawasan Bromo.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata, Guntur Sakti.
"Ekosistem pariwisata di kawasan Bromo memang sempat terganggu sejak peristiwa
Kebakaran hutan yang terjadi sejak Sabtu, 1 September 2018 sekitar pukul 09.45 WIB di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), dan telah membakar sekitar 65 hektar serta kemungkinan terus bertambah," kata dia saat dihubungi VIVA, Senin, 3 September 2018.
Dia melanjutkan, akibat dari kebakaran ini, Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Jawa Timur sempat menutup sementara jalur lalu lintas bagi wisatawan dari arah Malang menuju ke Gunung Bromo. Jalur lalu lintas wisatawan pun dialihkan ke pintu masuk Wonokitri, Kabupaten Pasuruan.
"Kami dapat informasi, jalur lalu lintas wisatawan dari arah Malang tersebut telah dibuka kembali dan aktivitas wisata telah berjalan normal sejak Minggu, 2 September 2018 sore. Sebab, jalur tersebut telah dipastikan aman bagi wisatawan Gunung Bromo," jelas dia.
Upaya pemadaman dilakukan dengan melibatkan 320 orang personel yang terdiri dari para stakeholder yaitu Sahabat Gunung, Bromo Lover, Perhutani, BPBD, Masyarakat, Polres Malang, Polres Probolinggo, Koramil Malang, Kodim Sukapura dengan memanfaatkan peralatan yang dimiliki.
Lokasi kebakaran hutan sendiri ada di elevasi 45-60 derajat atau curam, berupa 85 persen Sabana yang terdiri dari alang-alang dengan ketebalan 85-150 sentimeter, serta terdapat cemara yang sudah kering.
Tidak ingin kejadian kebakaran hutan terjadi lagi di Kabupaten Malang, sekitar 15 pos pantau telah dibentuk oleh Perhutani Kabupaten Malang. 15 pos pantau tersebut tersebar di beberapa wilayah yang ada di Kabupaten Malang dan di setiap pos terdapat minimal dua personel yang berjaga. Sekitar 250 personel dari KPH Malang telah disiapkan untuk hal ini.
"Atas kesiapsiagaan seluruh jajaran ini kami tentu sangat mengapresiasi dan berharap destinasi wisata Bromo Tengger Semeru yang merupakan salah satu destinasi branding nasional tetap kondusif untuk dikunjungi wisatawan," ujar dia.