Serunya Menjelajah Bromo dengan Kuda Besi dari Himalaya
- VIVA.co.id/Bimo Aria
VIVA – Jika kebanyakan wisatawan menelusuri kawasan Gunung Bromo dengan menggunakan mobil Jeep, dan melalui jalur utama, VIVA berkesempatan menjajal dengan cara yang lebih menantang. Yakni, bertualang dengan mengendarai motor Royal Enfield Himalayan melalui medan-medan yang superekstrem.
Perjalanan itu dimulai dari kota Malang, Jawa Timur, Selasa, 25 Juli 2018, sekitar pukul 07.00 WIB. Setelah berkendara selama kurang lebih satu jam, VIVA akhirnya tiba di pintu Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Namun petualangan justru baru dimulai setelah melewati gerbang itu.
Dengan mengendarai kuda besi yang didesain untuk pecinta petualangan ini, VIVA dan rombongan dari Royal Enfield Himalayan memilih jalur Jarak Ijo, jalan setapak yang hanya bisa dilalui oleh motor. Benar saja, baru beberapa ratus meter berkendara di Jarak Ijo, VIVA dihadapkan dengan medan tanah berdebu, dan juga jalan sempit yang hanya bisa dilalui satu motor. Tak berapa lama, salah seorang penggendara pun tumbang setelah kewalahan menghadapi medan yang menantang.
Bukan hanya jalan sempit dan kontur tanah yang bergelombang, sesekali VIVA juga harus menunduk saat berkendara saat sebuah pohon tumbang melintang di tengah jalan sempit itu. Ban motor yang VIVA kendarai sendiri sempat selip saat melintasi jalur tersebut. Selama kurang lebih 15 menit, VIVA mesti menjinakkan kuda besi seberat kurang lebih 190 kilogram ini untuk keluar dari tanah yang membuat ban motor terjerembab.
Belum juga lega setelah melewati jalur tersebut, tantangan selanjutnya harus melewati jalur bebatuan, yang tentu saja cukup berbahaya jika terjatuh. Namun, berkat suspensi yang baik dari Himalayan, dan juga dengan sedikit kehati-hatian, VIVA berhasil melalui jalur terjam itu.
Semuanya sedikit terbayar ketika akhirnya bertemu dengan jalan yang cukup landai, dengan hamparan pegunungan Bromo di kejauhan. Tak ingin menyia-nyiakan pemandangan, VIVA dan beberapa pemotor lainnya pun sempat mengambil gambar sambil menunggu rombongan lainnya.
Tapi perjalanan hanya baru setengahnya. Usai jalur bebatuan itu, kini track bertanah dengan kontur yang naik turun menjadi tantangan selanjutnya. Dengan jalan yang penuh debu dan pandangan yang terbatas, jalur ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi para pemotor. Menjaga jarak aman menjadi poin penting saat terbatasnya jarak pandang yang hanya berkisar 5 meter.
Benar saja, saat melintasi jalur yang naik turun dan berliku, VIVA akhirnya rebah karena tak mampu mengontrol motor. Tak hanya sekali, jalur yang demikian membuat terjatuh hingga dua kali. Hal itu tentu saja membuat seluruh energi hampir terkuras habis.
Namun, keindahan Bromo dari kejauhan secara tak langsung memompa semangat untuk segera tiba dan mengaguminya dari dekat. Semakin dekat jalur yang harus dilalui kini ialah jalur berpasir. Jalur ini memang menjadi track yang paling menguras tenaga. Meski begitu, kontur dari pasir yang sulit ditebak dan dipijak menjadi menarik. Karena mau tak mau kemudi harus mengikuti alur dari pasir. Jika sedikit saja melawan, dan tak mampu mengendalikan keseimbangan, terjatuh adalah konsekuensinya. VIVA sendiri berkali-kali terjatuh di jalur ini.
Tepat pukul 12.00 WIB dan setelah melewati jalur yang menantang dan menguras tenaga, rombongan pun akhirnya sampai di kawasan Pasir Berbisik, yang menjadi salah satu tujuan wisata populer di kawasan Gunung Bromo, tempat syuting film dengan judul serupa yang dibintangi aktris cantik berbakat, Dian Sastrowardoyo beberapa tahun lalu. Hamparan pasir yang luas dan gagahnya Bromo membuat seluruh jerih payah melalui jalur tadi terbayar.