Begini Serunya Wisata Ramadan di Aceh
- ANTARA FOTO/Ampelsa
VIVA – Ramadan menjadi salah satu waktu yang dimanfaatkan umat Muslim untuk lebih mendekatkan diri dengan Tuhan. Tak heran jika selama bulan penuh berkah, wisata bertema religi banyak diminati oleh masyarakat.
Salah satu daerah yang cukup populer di kalangan wisatawan yang menghadirkan wisata tersebut adalah Nanggroe Aceh Darussalam. Mengingat budaya Islam yang kental di Aceh, menjadikan provinsi ini memiliki daya tarik tersendiri.
"Itu membuat orang tertarik ke Aceh, mau merasakan Ramadan di sana," kata Menteri Pariwisata Arief Yahya, belum lama ini.
Di sisi lain, Kepala Dinas Pariwisata Aceh, Amiruddin Cut Hasan kepada VIVA menyatakan bahwa paket wisata Ramadan yang ditawarkan daerahnya lebih menekankan pada ibadah.
"Kondisi puasa di Aceh orang kembali ke Allah menyerahkan diri ke Allah. Jadi wisatawan datang menginap. Yang sering (ke Aceh) adalah wisatawan Malaysia khusus untuk ibadah," tuturnya.
Sementara itu, rangkaian wisata Ramadan yang ditawarkan, meliputi Tadarus yang dijalankan selepas salat Tarawih hingga menjelang waktu sahur. Kegiatan itu dilanjutkan dengan safari subuh.
"Ibadah setelah subuh ada ceramah. Setelah itu, biasanya wisata jalan kaki menikmati udara di sana," kata dia.
Asal-usul Tradisi Meugang di Aceh Jelang Ramadan
Selain itu, paket Ramadan yang ditawarkan oleh Aceh kepada wisatawan adalah tradisi berbuka puasa. Untuk menunya pun bervariasi dan tergantung dari desa masing-masing. Masyarakat di desa tersebut membawa makanan ke Masjid untuk menunggu Magrib untuk buka puasa bersama.
“Panganan Aceh yang tidak pernah ada saat bulan biasa, akan ada di bulan Ramadan, contohnya sambal daun dari beberapa daun," kata Amiruddin.
Ada juga lemang, berupa nasi yang dibakar pakai bambu. Namun juga ada beberapa kue basah dalam menu berbuka, seperti kue lapis, cenil hingga tapai. (ch)