Rombongan Turis Belanda Jatuh Cinta Pada Sawahlunto
- VIVA/Andri Mardiansyah
VIVA – Kota Sawahlunto yang merupakan salah satu daerah bekas jajahan pemerintah Hindia Belanda, tentu saja menjadi daya tarik para wisatawan asing, terutama yang berasal dari negeri paman Tulip. Arsitektur bangunan tua dan benda peninggalan yang khas menjadi pemikat untuk menyedot perhatian turis asing.
Selama empat hari mulai dari tanggal 9 hingga 12 Mei 2018, sebanyak 18 rombongan turis asal negara kincir angin itu, berkunjung ke kota Tambang berbudaya tersebut melalui Ravelino Tours And Travel.
Selama berada di Sawahlunto, mereka menikmati suguhan penampakan kota yang eksotis. Para wisatawan mancanegara ini, semringah dan takjub serta merasa bahagia karena jejak sejarah yang begitu kuat di Sawahlunto masih jelas terlihat sampai sekarang.
Tak urung, hampir semua titik sejarah di Kota Sawahlunto ini disinggahi, seperti Museum Goedang Ransoem, Lubang Tambang Mbah Soero, Museum Kereta Api bahkan sampai bangunan Rumah Sakit Sawahlunto pun mereka kunjungi.
Amy Foss, selaku tour leader dari Belanda, sangat mengapresiasi upaya pemerintah Sawahlunto dalam menjaga kelestarian nilai budaya dan pengembangan pariwisata.
"Saya jatuh cinta dengan Sawahlunto. Keelokan alamnya yang dipadu dengan semua bangunan bersejarahnya dan harmonisasi masyarakatnya membuat saya langsung jatuh hati, seperti nostalgia saja," katanya, Sabtu, 12 Mei 2018.
Selama berada di Kota Sawahlunto, Amy mengaku dia dan rombongan lain, bisa merasakan sejarah yang begitu kuat di sana. Suasana yang bersih, nyaman, dan tenang, menawarkan kesejukan hati dan kehangatan jiwa.
"Saya harap, agar semua bangunan bersejarah ini dijaga dengan baik sampai kapan pun. Ini akan jadi magnet kuat untuk menarik orang berkunjung ke Sawahlunto," tambahnya.
Empat hari baginya tak puas dan berencana akan datang kembali ke Sawahlunto, baik dengan rombongan ini maupun rombongan lainnya. Daya tarik lain, ada aksi menanam pohon di Puncak Cemara yang dinamai dengan nama mereka dan cooking class dengan para ibu-ibu homestay, yang sangat menarik dan membuat hati ingin kembali lagi.
Kegiatan tersebut dimaksudkan sebagai jejak nyata para wisatawan di Sawahlunto dan strategi agar mereka kembali lagi.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kota Sawahlunto, Efriyanto, menyebutkan, saat ini pemerintah Kota Sawahlunto terus berupaya meningkatkan pelayanan di bidang pariwisata.
"Aksi tanam pohon dan cooking class merupakan atraksi wisata yang sangat meninggalkan kenangan. Ini strategi kita," tutup Efriyanto.