Keliling Kota Tua dengan Kereta Kuda
- VIVA / Renne
VIVA – “Hati-hati, jalanan berbatu dan berdebu.” “Awas, lihat belakang, ada kereta kuda mau lewat.” Begitu suara yang rutin terdengar dari petugas, yang memakai baju koboi.
Sedangkan di lapangan di sisi sebelah kiri, seorang komandan pasukan memberi aba-aba kepada para anak buahnya yang siap mengeksekusi. ”Tembak…!” Dentuman senjata laras panjang dari empat prajurit bermantel merah langsung memekakan telinga, tentu dengan peluru kosong.
Bagi penggemar film koboi, suasana di tempat itu terasa betul mirip dengan kerasnya kehidupan ala Wild West. Di areal seluas 25 hektare itu bertebaran bangunan dari kayu, atau pun yang ornamennya mirip dengan kayu.
Itulah beberapa hiburan sensasional yang ditawarkan Sovereign Hill, yaitu wahana wisata yang terletak di pinggir Kota Ballarat, yang berjarak 116 kilometer dari Kota Melbourne. Butuh waktu sekitar satu setengah jam berkendara mobil dari kota terbesar kedua di Australia itu menuju Sovereign Hill.
Sovereign Hill ini bukan sekadar wahana wisata sejarah, namun sudah ibarat “mesin waktu” yang membawa para pengunjung merasakan suasana keras Kota Ballarat dan sekitarnya dalam tahun-tahun awal ketika terjadi penemuan tambang emas di wilayah itu pada 1851. Era Demam Emas atau Gold Rush itu lah yang membawa kemajuan drastis bagi kota-kota di Australia, termasuk Melbourne dan Ballarat, setelah sebelumnya cuma dianggap sebagai tempat “antah berantah” yang tidak dikenal.
Mesin waktu itu pula yang dirasakan oleh VIVA, yang berkunjung ke Sovereign Hill atas undangan Tourism Australia dan Garuda Indonesia. Begitu keluar dari bangunan lobi dan loket pembayaran yang ber-AC sejuk, terhampar suasana kota zaman kuno yang panas dan jalan yang berdebu, dengan bangunan-bangunan kayu di kiri kanan.
Para petugas dan relawan yang berpakaian jadul era Victorian pun menyambut. Pengunjung juga bisa berkostum demikian. Dengan membayar AU$38 (sekitar Rp400.000), pengunjung juga bisa berkostum ala juragan emas, tuan maupun nyonya, untuk sekali foto bergaya lawas.
Tidak saja melihat suasana zaman kuno, ada sejumlah wahana menarik yang patut dikunjungi, yang menggambarkan aktivitas masyarakat di Australia abad ke-19. Salah satunya adalah mengunjungi tempat pembuatan lilin dengan metode celup.
Ini salah satu wahana favorit bagi anak-anak, karena mereka bisa mencelupkan batangan lilin ke sejumlah panci panas untuk membuat beragam warna, sesuai dengan kesukaan.
Di Sovereign Hill pula pengunjung bisa mengetahui bahwa bowling ternyata permainan lama yang sudah lama dikenal, namun dengan cara yang sangat berbeda, dan cukup melelahkan. Pengunjung bisa mencobanya secara berpasangan.
Seorang harus susah payah mengayunkan sebongkah batu besar berbentuk bola ke lintasan sepanjang 20 meter. Di ujung sana, temannya menunggui bola yang sudah diluncurkan dan merapikan pin-pin yang sudah dirobohkan. Mainnya pun harus bergantian.
Pengunjung pun bisa berkeliling kota di Sovereign Hill dengan kereta yang ditarik empat ekor kuda besar dengan panduan kusir. Tur ini sangat mengasyikkan dengan melihat bangunan-bangunan kuno dan melihat sesama pengunjung sedang sibuk dengan wadah masing-masing di pinggir kali, seolah lagi mendulang emas.
Namun, wahana yang paling seru dan mendebarkan adalah tur tambang emas. Dengan kereta khusus, pengunjung dibawa meluncur ke ruang bawah tanah sedalam 20 meter dengan seorang pemandu, menembus kegelapan.
Sesampai di bawah, pengunjung dibawa berkeliling ke terowongan bawah tanah, yang dulunya memang tambang emas yang sudah berubah fungsi menjadi tempat wisata.
Masih ada lagi beberapa wahana mengasyikkan yang bisa dinikmati di Sovereign Hill ini. Butuh sekitar waktu sedikitnya 3 jam untuk menikmati semua wahana ini, dengan tiket masuk sebesar AU$55,5 (orang dewasa) dan AU$25 untuk anak-anak usia 5 tahun hingga 15 tahun.