Spot Swafoto Paling Ciamik di Manggarai Timur Flores

Pemandangan di atas panggung bambu Golo Lantar
Sumber :
  • Jo Kenaru/NTT.

VIVA – Salah satu hal wajib yang dilakukan saat plesir ke suatu tempat yaitu berfoto. Kalau tempat itu cukup keren, bikin kita ingin cepat-cepat mengunggah fotonya di media sosial.

Hal yang sama juga bisa dirasakan ketika Anda sedang melintasi poros utara trans Flores tepatnya di Kecamatan Sambi Rampas Kabupaten Manggarai Timur Nusa Tenggara Timur.

Di pinggir jalan selepas simpang Watu Nggong, Anda wajib berhenti untuk menapaki 160 anak tangga menuju dua unit panggung bambu, tempat berfoto paling keren di atas bukit Golo Lantar.

Berada di Desa Golo Nawan, tempat ini merupakan spot paling hit untuk menikmati panorama sekaligus foto-foto dari atas panggung bambu yang serasa menggantung di atas awan. Di sini Anda akan merasakan sensasi fotografi yang instagramable.

Panorama yang kontras dengan warna langit saat cuaca cerah tampak begitu menawan dengan latar pemandangan alam serba hijau di bagian utara, dan barat Kecamatan Elar. Pengunjung dapat menikmati bentangan alam Sambi Rampas hingga sejauh mata memandang.
 
Tempat ini bisa diakses 80,3 kilometer dari Borong, ibu kota Manggarai Timur, atau 52 kilometer dari Ruteng, ibu kota Kabupaten Manggarai. Karena jalanan banyak berlubang, perjalanan ke Golo Lantar membutuhkan waktu 2,5 sampai 3,5 jam menggunakan kendaraan roda empat. 

Tempat ziarah 

Letaknya yang jauh dari perkotaan ditambah lagi udaranya yang sejuk membuat lokasi ini menjadi spot terbaik untuk melepas penat selain berswafoto. Tak jauh dari dua panggung bambu ini berdiri kokoh gua Maria Golo Lantar tempat doa paling tenang. 

Itulah makanya tempat ini selalu ramai dikunjungi oleh mereka yang suka berziarah ke gua Bunda Maria. Tapi banyak juga orang berkunjung hanya untuk berfoto dan menikmati keindahan alam di atas awan. 

Dua panggung berfoto dibuat oleh Pater Gusti Fasak, SVD, pastor pembantu Paroki Lengko Ajang pada tahun 2015 lalu. Proses pengerjaannya melibatkan Orang Muda Katolik Paroki St Theresia Lengko Ajang, dan warga Paroki Eduardus Watu Nggong. 

Panggung memiliki tiang dengan tinggi masing-masing delapan meter. Sedangkan lebar lantai bambu lima meter yang menjorok sejauh tujuh meter ke luar. Sementara jarak antara kedua panggung hanya sepelempar batu dari atas gua.

Kunjungan wisatawan terbanyak pada akhir pekan. Selain warga sekitar, wisatawan yang datang kebanyakan berasal dari Kota Ruteng dan Borong.

Kakak beradik, Prim Durbin dan Is Durbin merupakan pemburu swafoto yang selalu ketagihan datang ke tempat ini. Keduanya mengaku, dua kebutuhan terpenuhi sekaligus ketika datang ke  bukit Golo Lantar yakni rohani dan kepuasan batin.

“Selesai berdoa, saya dan adik bersama keluarga lebih banyak bercengkrama di atas lantai bambu itu sambil foto-foto. Pokoknya keren abis suasana di sini,” ujar Prim Durbin ditemui di bukit Golo Lantar, Minggu, 25 Maret 2018.

Menikmati mata hari terbit dan terbenam merupakan dua momen manis yang sayang kalau dilewatkan begitu saja. Bagaimana tidak, dari tempat ini matahari selalu tampak megah ketika naik perlahan melintasi gugusan perbukitan di ufuk timur. 

Di kala senja, cepatlah naik ke bukit, dari atas panggung bambu akan terlihat jelas detik demi detik sang surya turun pelan kembali ke peraduan.

Laporan Jo Kenaru/Manggarai Timur-NTT