Pulau Kei Indah Luar Biasa, tapi Butuh Bantuan Promosi Pusat
- VIVA/Lutfi Dwi Puji Astuti
VIVA – Kegiatan promosi wisata daerah dengan potensi keindahan alamnya tengah gencar dilakukan. Kabupaten Maluku Tenggara, salah satu daerah di Indonesia yang punya potensi menggali pendapatan daerah dari keindahan alam yang dimilikinya.
Karena hal itulah, pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara, terus menunjukkan komitmennya dalam memajukan pariwisata daerah.
"Kabupaten Maluku Tenggara memiliki potensi besar dalam pariwisata dan perikanan. 93 persen wilayah Maluku Tenggara adalah perairan dan sisanya daratan," ujar Bupati Maluku Tenggara, Samuel Risembessy di sela acara Press Tour Maluku Tenggara bersama Kementerian Pariwisata di Cafe Forganza, Langgur, Maluku Tenggara, Jumat malam, 16 Maret 2018.
Dikatakan Samuel, upaya apapun terus dilakukan demi mengangkat potensi pariwisata dengan memanfaatkan 93 persen wilayah perairan tersebut, khususnya Pulau Kei, terutama dalam memperbaiki aksesibilitas dan promosi.
Pulau Kei, diakuinya menjadi wajah wisata provinsi Maluku, karena sebagian besar potensi wisata Maluku berada di kabupaten tersebut.
Untuk aksesibilitas, Kabupaten Maluku Tenggara tengah bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan untuk berencana memperpanjang runway Bandara Karel Sadsuitubun dari 2.350 meter menjadi 2.500 m.
"Selain rencana perpanjangan runway, Januari lalu Maluku Tenggara berhasil mendatangkan Maskapai Sriwijaya dari Makassar dan bulan ini, pesawat Batik Air direncanakan terbang menuju Langgur," jelas Samuel.
Dari sisi promosi, Maluku Tenggara juga menggenjot potensi pariwisatanya melalui penyelenggaraan event. Salah satunya, event Wonderful Sail 2018 yang akan dilaksanakan pada 23-27 Juli 2018.
"Untuk Wonderful Sail 2018, kami akan fokus mempersiapkan produk-produk unggulan dari masing-masing desa di Kabupaten Maluku Tenggara sebagai atraksi nanti" ujar Samuel.
Masih di sisi promosi, Kabupaten Maluku Tenggara juga telah sukses menyelenggarakan event besar, yaitu Bali Kei Archipelago Festival (BKAF) yang merupakan event internasional pertama di Pulau Kei dan Festival Meti Kei, yang keduanya dilaksanakan di Oktober Tahun 2017.
Meski banyak agenda yang dilakukan sebagai bagian dari promosi, diakui Samuel, tetap pihaknya butuh sentuhan pemerintah pusat.
"Sebab, APBD kami sangat kecil. Porsi terbesar anggaran untuk pendidikan dan kesehatan. Sisanya dibagi-bagi, termasuk untuk promosi wisata. Maka dari itu, kami tetap butuh sentuhan pemerintah pusat," kata Samuel lagi.
Meski begitu, ada lagi rencana program pariwisata lainnya yaitu one village, one product, yang berusaha menciptakan produk-produk unggulan baik kuliner, kerajinan, hingga seni dari masing-masing desa di kabupaten Maluku Tenggara. Program ini diharapkan dapat terus dilakukan, bahkan setelah Event Wonderful Sail 2018 selesai.
"Harapan kami produk khas tiap desa dapat memperpanjang length of stay dari wisatawan yang datang," ujar Kepala Dinas Pariwisata Maluku Tenggara, Roy Rahajaan, menambahkan di tempat yang sama.
Semua komitmen dan usaha yang dilakukan untuk memajukan pariwisata oleh pemerintah kabupaten serta Dispar Maluku Tenggara, bukan tanpa tantangan. Keadaan alam untuk berwisata yang tidak bisa diprediksi, kesediaan telekomunikasi atau provider yang sangat terbatas, amenitas yang masih minim, akses menuju pulau-pulau yang masih hanya mengandalkan speed boat, dan kapal nelayan dengan waktu tempuh yang cukup lama, sampah di destinasi wisata, dan SDM pariwisata masih menjadi sejumlah kendala.
"Tantangan memang banyak, namun dana terbatas. Tetapi, kami terus berusaha benahi satu per satu masalahnya," tambah Roy.