Meriah dan Beragam, Karnaval Perayaan Cap Go Meh di Glodok
- VIVA/Bimo Aria
VIVA – Perayaan Cap Go Meh yang berlangsung di sepanjang jalan Hayam Wuruk, Jakarta Barat berlangsung ramai dan meriah. Ribuan warga dari sekitar Glodok, maupun penjuru Jakarta lainnya, tumpah ruah untuk menyaksikan rangkaian acara perayaan Tahun Baru Imlek.
Karnaval dan ragam penampilan turut meramaikan perayaan yang diadakan setiap tahun ini. Ada karnaval kendaraan yang dihiasi sejumlah ornamen. Mulai dari truk yang disulap seperti kendaraan naga hias, hingga barongsai.
"Saya baru datang sih ke sini, penasaran saja. Kebetulan rumah juga dekat sini. Salah satu yang paling saya tunggu itu tatung yang kaya debus nusukin pipinya gitu," ungkap Yulita, salah satu warga saat ditemui VIVA, di kawasan Glodok, Minggu, 4 Maret 2018.
Menariknya, bukan hanya karnaval bernuansa Tionghoa yang turut dihadirkan dalam karnaval Cap Go Meh. Beragam penampilan dari kebudayaan Indonesia juga turut memeriahkan perayaan ini. Misalnya saja Ondel-ondel, Reog Ponorogo, hingga Tarian Kabasaran khas Minahasa.
Meski masyarakat yang hadir didominasi oleh keturunan etnis Tionghoa, tidak sedikit juga warga lain yang tertarik dengan perayaan ini. Banyak yang berusaha mengabadikan kemeriahannya.
Perayaan Cap Go Meh ini seolah menegaskan bukti keberagaman dari bangsa Indonesia. Selain penampilan yang telah disebutkan di atas, ada juga permainan egrang, marching band, hingga Gondang Batak.
Sebagai informasi, kata Cap Go Meh berasal dari dialek Hokkian. Cap Go berarti ke-15 dan Meh berarti malam, sehingga diartikan sebagai malam ke-15 sejak perayaan Imlek. Bagi orang Tionghoa, Tahun Baru China adalah hari libur panjang, yang dirayakan selama dua pekan penuh. Mulai dari hari pertama bulan pertama dalam kalender China dan berakhir di hari ke-15. (ren)