Cerita Menarik Siswa Sekolah Pedalaman

Siswa di Pegunungan Bintang, Papua
Sumber :
  • instagram.com/ind_mengajar

VIVA.co.id – Tinggal di kota besar yang memiliki kemudahan dalam mendapatkan semua akses dan bebas memilih karena banyak pilihan kerap membuat terlena hingga lupa bersyukur. Namun lain cerita jika berada di daerah pedalaman, yang harus menempuh jarak jauh untuk sampai sekolah.

Kondisi tersebut membuat karakteristik anak-anak di daerah terpencil kerap di luar dugaan. Ada anak di suatu daerah yang cukup nakal hingga membuat pusing si pengajar, namun ada juga yang memiliki semangat tinggi untuk belajar.

Cerita- cerita menarik tersebut dibagikan oleh beberapa pengajar muda dari Indonesia Mengajar dalam acara Kamis Bercengkerama.

"Di sana (pedalaman), anak senang dengan musik, jadi ketika saya coba menggubah lagu, mereka mengikuti. Mereka juga suka menggambar, jadi kalau kita pikirkan, mereka seolah tidak belajar tapi ada ilmu yang didapat," kata Pascalis, alumni Pengajar Muda angkatan VIII, Kabupaten Fakfak, Papua Barat.

Setelah Pengajar Muda masuk di Kabupaten Fakfak selama lima tahun, Pascal menyadari bahwa ada perubahan dari para siswa. Menurutnya, anak-anak memiliki ekspektasi kepada guru, seperti membuat suasana belajar tidak kaku dan jadi rileks tapi ada ilmu pengetahuan yang didapat.

Lain cerita dengan Arina, Pengajar Muda angkatan IX, Kabupaten Aceh Utara, Aceh ini, mengatakan bahwa anak-anak di pedalaman cenderung defensif. Faktor musibah yang pernah terjadi dan konflik menjadi alasannya.

"Yang aku sorotin, mereka bekas konflik yang masih hangat, apalagi kemarin habis tsunami, mereka cenderung defensif. Kalau diminta sesuatu, diambil mentah-mentah. Tapi di balik itu, mereka punya sisi yang kritis," ujarnya.

Jika dua teman lainnya mengajar di tempat yang sudah pernah didatangi Pengajar Muda, sehingga tidak begitu sulit untuk melanjutkan perjuangan mereka, berbeda dengan Afriza. Dia adalah alumni angkatan XI, yang merupakan angkatan pertama di Pegunungan Bintang, Papua.

Menurutnya, dia cukup beruntung karena ternyata Papua tidak semenyeramkan yang dibayangkan. Bahkan, anak-anak di Papua sangat penurut dan rajin belajar.

"Berbeda ketika lihat, saat datang bayangan saya banyak sisi negatifnya, pas sampai di sana kebalikan. Anak di sana juga antusiasnya sangat tinggi bersekolah," tuturnya.

Sebagai contoh, dia menjelaskan, saat guru tidak bisa datang untuk mengajar, anak-anak justru tetap datang ke sekolah. selain itu, anak-anak di Papua juga tak mengenal lelah belajar.

"Mereka akan terus meminta diberikan tugas. Mereka enggak ada berhentinya, saya sendiri capek," ujarnya.

Afriza juga dibuat terkesan atas sikap sopan anak didiknya. Ketika sudah pelajaran dimulai, muridnya akan diam dan fokus belajar.

Dan ada kisah lucu yang membuatnya tersenyum, yakni saat mereka mengambil uang di mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Ekspresi bahagia muridnya membuatnya sangat terkesan.

"Mereka melihat uang keluar dari ATM excited banget," ujarnya.  (one)