Miris, Fasilitas Wisata Ini Rentan Eksploitasi Seks Anak

Ilustrasi kekerasan pada anak.
Sumber :

VIVA – Tren eksploitasi seksual komersial anak sepanjang tahun 2015-2016 lalu terus meningkat. Hasil Global Studi End Child Prostitution, Child Pornography, and Trafficking of Children for Sexual Purposes (ECPAT) International menyebutkan, hal itu terjadi seiring berkembangnya destinasi wisata di 15 negara termasuk Indonesia.

Berdasarkan data yang disajikan ECPAT tahun 2016 lalu, Indonesia merupakan destinasi ketiga terbesar di Asia yang menjadi tujuan wisata seks anak.

Kini pada 2017, penelitian mengenai pariwisata seks anak di Indonesia dilakukan. Hasilnya menemukan bahwa secara umum Indonesia tidak mengenal dan menyediakan pariwisata seks di destinasi wisata. Akan tetapi, banyak fasilitas wisata dimanfaatkan untuk tindakan eksploitasi seksual terhadap anak.

Berdasarkan data ECPAT,  yang dipaparkan Program Manager ECPAT Indonesia, Andy Ardian, menyebut lokasi wisata seks dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu daerah transit termasuk di dalamnya daerah-daerah yang dekat dengan stasiun, bandara atau pelabuhan.

Kedua adalah daerah yang dekat dengan kawasan industri. Dan terakhir adalah daerah yang dekat dengan pusat perbelanjaan.

"Lokasi lainnya adalah di hotel-hotel yang dekat dengan objek wisata. Tempat wisata lainnya yang biasa dimanfaatkan untuk wisata seks adalah bar atau kelab maupun tempat spa atau panti pijat, apartemen dan tempat karaoke," ungkapnya kepada VIVA di Jakarta.

Tak hanya itu, unit apartemen di kota-kota besar di Indonesia juga dimanfaatkan sebagai lokasi wisata seks. Sedangkan untuk destinasi pariwisata seks anak tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia. Meskipun demikian, dari data country specific report Indonesia 2016 daerah yang lebih rentan adalah Batam, Jakarta, Bali, Bandung, Bogor, Surabaya, dan Medan.  (one)