Penyebab Demam Berdarah Sering Menyerang Anak Sekolah

Sejumlah murid belajar di dalam kelas yang plafonnya rusak di SD 5 Sembungharjo, Pulokulon, Grobogan, Jawa Tengah, Senin (9/10/2017).
Sumber :
  • ANTARA/Yusuf Nugroho

VIVA.co.id – Demam berdarah masih menjadi ancaman penyakit yang dihadapi Indonesia. Angka kejadiannya pun masih terbilang tinggi meski berbagai bentuk upaya pencegahan sudah dilakukan.

Umumnya kelompok usia yang paling rentan terkena demam berdarah adalah anak-anak sekolah. Menurut Dr. dr. Leonard Nainggolan, SpPD-KPTI, hal ini karena biasanya anak-anak sekolah duduk di ruang kelas pada pagi hingga siang hari. Di mana waktu inilah nyamuk-nyamuk penular demam berdarah sangat aktif.

"Kaki mereka sembunyi di bawah meja dan jadi sasaran empuk nyamuk," ujar Leo saat ditemui VIVA.co.id.

Bila disandingkan dengan Thailand, negara tersebut sudah memiliki kebijakan dalam pencegahan penularan demam berdarah di kalangan anak sekolah. Leo mengatakan, di sana jika musim hujan tiba, seluruh murid dianjurkan mengenakan pakaian dan celana lengan panjang.

Cara ini dilakukan agar semakin kecil bagian tubuh yang terpapar dan semakin sedikit peluang untuk terkena gigitan nyamuk.

Sementara di Indonesia, masih banyak perumahan yang memberi kesempatan untuk menjadi habitat nyamuk. Misalnya penampungan air, baju yang digantung di tempat terbuka, bahkan hingga tirai jendela.

Selain itu, lanjut Leo, perubahan demografi seperti urbanisasi yang tidak terkontrol, membuat sarang nyamuk menjamur. Termasuk juga pasokan air yang tidak baik hingga pengaturan pembuangan limbah yang buruk.