Perkawinan pada Anak Bisa Berdampak Bunuh Diri
- pixabay/Kadie
VIVA.co.id – Pernikahan pada anak tidak hanya bermasalah pada kesehatan reproduktif anak perempuan yang bisa berujung pada tingginya risiko kematian pada anak saat mengandung atau melahirkan.
Selain itu, pernikahan anak juga punya dampak yang serius terhadap psikologisnya.
Bahkan, Ajeng Raviando, Psikolog Anak menyebut bahwa pernikahan pada anak bisa menyebabkan tingginya tingkat bunuh diri pada mereka yang melakukannya. Ajeng menjelaskan, dalam usia anak kemampuan kognitifnya masih dalam tahap perkembangan.
"Bagaimana mereka mencari solusi jika ada masalah, bagaimana memenuhi kebutuhan rumah tangga misalnya dalam kemiskinan dan tidak punya uang, apa yang akan terjadi?" ungkap Ajeng, saat ditemui di kawaaan Cikini, Jakarta Pusat, Kamis, 28 September 2017.
Ajeng kembali memaparkan, dalam usia anak, kondisi emosi cenderung masih belum stabil. Menurutnya, masih banyak hal, terlebih urusan rumah tangga, yang belum bisa diputuskan sendiri.
"tentu saja ketika ada permasalahan pernikahan akan ada kecemasan tinggi dan ketika hal itu tidak tercapai depresi, kalau depresi berkelanjutan akan muncul keinginan bunuh diri, karena sudah tidak ada cara atau pilihan lain untuk mencari solusi," ungkap dia.
Di samping itu, dalam pernikahan anak, hubungan dengan pasangan yang terjadi cenderung kurang sehat sehingga rentan perceraian. Ditambah lagi dengan minimnya pengetahuan tentang pola asuh kepada anak. Hal ini menurut Ajeng akan berujung pada tindak kekerasan dari anak buah perkawinan anak iu sendiri.
"Kondisi psikologis ibu dan ayah kan bisa sangat labil dan bisa jadi dalam rumah tangga marah-marah, anak jadi korban kekerasan, karena tidak ada pelampiasan lain anak dari anak kuda itu sendiri jadi korban," tambah Ajeng.