Terapkan Metode BLW pada Bayi, Orangtua Harus Tahu Syaratnya
- Pixabay/ avitalchn
VIVA.co.id – Membiarkan bayi makan sendiri dengan metode Baby Lead Weaning, atau BLW sedang menjadi tren tersendiri. Metode kekinian yang diklaim dapat memaksimalkan pemberian nutrisi pada si kecil ini, justru masih menjadi pro dan kontra.
BLW, atau membiarkan sang anak yang menikmati makanan dengan tangannya sendiri mulai banyak dilakukan para orangtua. Sebagian orangtua yakin, metode ini baik untuk membiasakan pola makan sehat pada anak.
Namun, sebagian orangtua lainnya justru menganggap, metode ini berbahaya karena perkembangan usus anak yang belum sempurna, sehingga berisiko menyebabkan si kecil mengalami masalah kesehatan.
Seperti diketahui, metode BLW mulai dilirik oleh para ibu, sejak dipopulerkan oleh seorang selebriti Tanah Air melalui akun media sosialnya. Meski begitu, belum banyaknya penelitian terkait BLW, membuat tim medis belum merekomendasikan metode itu.
"Tidak menyarankan BLW karena buktinya yang sedikit dan bersifat observasional, dibandingkan metode konvensional yang telah terbukti manfaatnya untuk anak. Tetapi, semua tetap menjadi hak ibu dalam memilih metode makan untuk buah hatinya," ujar Spesialis Anak, dr. Lusia Nauli Simbolon Sp.A, dalam diskusi Forum Ngobras, di Cerita Kopi, Jakarta, Senin 4 September 2017.
Menurut dokter spesialis anak dari RSAB Harapan Kita itu, BLW bisa saja menjadi metode alternatif untuk memberikan makanan komplementer, setelah ASI. Namun, para ibu juga tetap diminta hati-hati dan harus betul-betul mengenali cara BLW yang tepat, agar nutrisi dan kesehatan buah hati bisa tetap terjaga.
"BLW benar-benar melewatkan makanan lembek atau bubur dan langsung memberikan finger food di usia 6 bulan itu. Risiko besarnya adalah anak tersedak. Maka, ibu yang ingin memberi metode BLW, harus paham cara pertolongan pertama mengatasi anak yang tersedak tersebut," ujar Lusia.
Tidak hanya pertolongan pertama anak tersedak, dari segi nutrisi juga harus tercukupi. Sebab, metode BLW sering dikaitkan dengan minimnya asupan nutrisi sehingga membuat kebutuhan gizi anak berkurang.
"Selain kemampuan ibu dalam mencegah tersedak, ibu harus paham angka kecukupan gizi anak seperti nasi, jagung, dan kentang. Zat besi juga komponen penting untuk anak seperti daging, hati, dan ikan. Serta suplemen zat besi tambahan, karena dikhawatirkan zat besi alami dari makanan tidak cukup," ujarnya.
Selain itu, pemberian BLW harus disertai tanda, apakah anak sudah siap dalam mendapatkan makanan pendamping ASI, atau belum.
"Anak sudah bisa duduk di kursi makan, lidahnya tidak lagi sering terjulur ke depan, sifatnya sudah mandiri, memiliki sikap keinginan makan sendiri, itu tanda anak sudah siap mendapatkan makanan pendamping ASI," paparnya.