Trik Lancar Berikan ASI Eksklusif bagi Ibu Pekerja

Ilustrasi ibu menyusui
Sumber :
  • Pixabay

VIVA.co.id – Memberikan air susu ibu atau ASI bagi ibu pekerja seringkali menghadapi banyak kesulitan. Hambatan utama adalah ASI yang tidak lancar atau tidak bisa keluar.

Untuk itu, menurut Dr. dr. Rini Sekartini, SpA(K), laktasi harus dipersiapkan ibu sejak akhir masa kehamilan atau sebelum melahirkan.

Hal lain yang mendukung keberhasilan ASI, kata Rini, adalah proses Inisiasi Menyusu Dini (IMD) beberapa jam setelah melahirkan. Kemudian pemberian ASI yang dilakukan dengan cara yang benar.

"Secara teori, tidak ada ibu yang tidak bisa memberikan ASI," kata Rini saat dijumpai di Jakarta, Selasa, 28 Agustus 2017.

Dia menjelaskan, faktor yang membuat ibu tidak bisa memproduksi ASI bisa disebabkan posisi atau pelekatan yang salah saat menyusui. Oleh sebab itu, sebaiknya ibu juga selalu belajar dan memperhatikan mengenai masalah pemberian ASI.

Selain itu, agar ASI bisa diberikan dengan lancar, Rini mengatakan, ada teknik yang harus dilakukan. Namun, hal utama yang perlu diperhatikan saat memberikan ASI pada ibu bekerja adalah suasana.

"Tidak mungkin kan ibu memerah ASI sambil bekerja. Jadi, lingkungan harus nyaman," kata Rini.

Kemudian, ibu juga harus memiliki psikologis yang tenang. Berikan rangsangan pada payudara agar ASI keluar dengan benar. Saat berada di ruang laktasi dan memompa ASI, perhatikan posisi duduknya.

Sebaiknya, kata Rini, lama memompa sama dengan saat memberikan ASI yaitu sekitar 20-30 menit. Karena kandungan ASI pada perahan awal hingga akhir memiliki komposisi berbeda.

Kalau memompa satu payudara hanya 10-15 menit saja, bayi tidak akan mendapat kandungan ASI yang optimal. Inilah yang menyebabkan bayi tidak cepat gemuk karena hanya mendapat karbohidrat saja.

Sebaiknya ASI harus dikosongkan setiap tiga jam sekali. Dan, komunikasikan mengenai waktu memompa ASI ini dengan rekan kerja sebelum cuti melahirkan agar mereka memahami kebutuhan Anda untuk memberikan ASI.

"Tempat simpan juga harus diperhatikan, kalau tidak percuma saja ASI yang sudah diperah tidak bisa digunakan," tutur Rini. (ase)