Pajang Foto Anak di Medsos, Ananda Omesh Punya Kode Etik

Omesh dan istri serta anak-anaknya.
Sumber :
  • Instagram.com/omeshomesh

VIVA.co.id – Keberadaan media sosial saat ini seolah menjadi media baru yang gampang diakses semua orang, tanpa batasan usia dan jenis kelamin. Beri tanda pagar atas topik yang sedang dicari, maka semua konten yang tak terkunci akan keluar. Di sinilah terkadang, kemudahan tersebut justru disalahgunakan oknum tertentu.

Belum lama ini, penyanyi cantik Nafa Urbach meluapkan amarahnya di media sosial lantaran foto putrinya yang dimuat di sebuah media online menjadi bahan komentar oknum yang diduga pedofil.

Dengan semakin mudahnya akses informasi melalui media sosial seperti saat ini, orangtua yang kerap mengunggah foto anak-anaknya di media sosial harusnya lebih berhati-hati dan selektif. Begitupun para selebriti yang belakangan ini gemar mengunggah foto anak-anak mereka. Bahkan hingga membuatkan akun media sosial khusus.

Sebagai selebriti dan juga ayah dari dua anak, Ananda Omesh atau lebih dikenal dengan sebutan Omesh, menceritakan bagaimana dia lebih memilih untuk selektif saat mengunggah foto anak, dan tidak terlalu sering mengunggahnya di media sosial.

"Memang kita ada batasan upload-nya kayak apa. Kita ada kode etiknya juga lah sama followers kita. Kalau saya sendiri tidak terlalu sering memposting. Saya pribadi bisa dihitung lah (posting foto anak)," ujar Omesh yang ditemui di Mitra Terrace, Gatot Subroto, Jakarta Selatan, 15 Agustus 2017.

Apalagi menurutnya, saat ini keberadaan media sosial seperti Instagram, seolah sudah menggantikan fungsi album foto. Kalau zaman dahulu  orang menyimpan foto di sebuah album, kini foto-foto berkesan tersebut disimpan di media sosial, yang bisa diakses siapapun, kecuali mengaktifkan fungsi perlindungan akun agar tak mudah diakses orang lain.

Meski sebagai orangtua ketakutan terhadap pelaku pedofil itu ada, Omesh dan Dian Ayu, istrinya memilih untuk tidak hidup dalam ketakutan, hingga akhirnya melarang anak melakukan berbagai kegiatan. Pasangan yang menikah tahun 2012 ini memilih untuk membentuk sistem dalam rumah tangga mereka.

"Kalau ngomongin ketakutan pasti takut. Tapi kalau serba ketakutan jadi jelek juga. Kita lebih ke yang jaga-jaga, membentuk sistem sedemikian rupa lah. Bekerja sama dengan istri juga."