Usia Tepat Bagi Balita untuk Harus Belajar Mandiri
- Pixabay/Esudroff
VIVA.co.id – Anak-anak sejak dini harus bisa dilatih untuk mandiri. Hal ini penting karena salah satu pilar dalam membentuk generasi maju, selain sehat tubuh dan cerdas.
Demikian saran dari psikolog anak dan keluarga, Anna Surti Ariani. Bagi dia, cara yang dapat dilakukan orang tua untuk mendukung anak mandiri adalah memberikan kesempatan untuk anak mencoba hal baru. Misalnya, membereskan mainan setelah selesai dipakai atau makan tidak disuapi.
Kedua, sabar menunggu si kecil ketika sedang mencoba melakukan hal tersebut, jangan mengambil alih sesuatu yang sedang dilakukan. Itu tidak baik karena anak dalam tahap belajar, lanjut psikolog dengan panggilan akrab Nina itu.
Bila tidak diberi kesempatan, anak bisa jadi malas atau malah tidak percaya diri untuk melakukan hal tersebut. Setelah anak selesai melakukannya, orangtua perlu memberikan apresiasi.
"Berikan pelukan, pujian kalau anaknya berhasil. Jangan sampai orangtua bermuka datar, karena tidak akan merasa diapresiasi," ucap dia di Jakarta, Sabtu, 29 Juli 2017.
Orangtua dapat menunjukkan ekspresi kebanggaan dengan gerak tubuh, raut muka, dan nada suara yang selaras. Itu akan membuat anak bersemangat mencoba lagi.
Mengajarkan kemandirian pada anak bisa dilakukan mulai anak berusia dini dengan rentang 1 hingga 2 tahun. Anak usia satu tahun, kemandirian yang dapat dilakukan, seperti menyebut nama sendiri atau nama yang sederhana dan sering didengarnya.
"Ada kata-kata yang dapat diharapkan diucapkan sendiri diusia anak satu tahun. Paling lambat usia 18 bulan, kalau belum perlu diperiksakan," ujar psikolog lulusan Universitas Indonesia itu.
Selain itu, makan sendiri untuk makanan yang sifatnya mudah dipegang tangannya, seperti pisang. Di samping itu, memilih mainan yang diinginkan sendiri.
Sementara pada usia dua tahun, anak dapat mengutarakan kebutuhan alamiah, seperti buang air kecil atau air besar, meski ada yang hanya melalui gerakan tubuh. Sehingga, Nina menganjurkan pada usia tersebut, anak jangan terlalu sering dipakaikan popok, misal saat di rumah, agar anak dapat terlatih.
Pada usia itu, anak bisa mulai menggunakan alat makan sendiri, meski tidak rapi. Selain itu, mulai dapat distimulus untuk membereskan mainannya sendiri. (ren)