Orangtua Anti-Vaksin Picu Risiko Anak Infeksi

Anak-anak Afghanistan menerima vaksin polio.
Sumber :
  • REUTERS/Parwiz

VIVA.co.id – Banyaknya orangtua menolak vaksin untuk buah hati, bukan hanya terjadi di Indonesia. Tingginya angka anti-vaksin, ternyata juga terjadi di Minnesota. Makin banyaknya orangtua yang kembali skeptis akan pentingnya vaksin, membuat tingginya risiko infeksi pada anak, dan akhirnya memicu wabah penyakit.

Debat mengenai vaksin, mulai terjadi secara terang-terangan melalui media sosial seperti Twitter. Banyak orang yang kemudian memberikan pendapatnya terkait isu penggunaan vaksin, melalui media sosial, lalu dibaca oleh banyak orang dan menjadi perdebatan.

Dilansir b, para peneliti di Biocomplexity Institute of Virginia Tech, kemudian memfokuskan perdebatan terkait vaksin dengan wabah penyakit yang terjadi. Penelitian tersebut dipublikasikan dalam jurnal Vaccine, untuk melihat kaitan antara pro dan kontra vaksin dengan kasus wabah penyakit.

"Kami memfokuskan untuk menata tiap argumen terkait anti vaksin dalam satu kesatuan. Di mana para anti vaksin, merasa fokus dengan anak-anaknya dan keinginan untuk melindungi. Sedangkan, mereka yang pro-vaksin, merasa fokus dengan kepentingan orangtuanya dan melindungi anak sesuai peraturan yang ada," ujar peneliti, Gloria Kang.

Berdasarkan penelitian ini, hadirnya sebuah edukasi dan informasi yang memadai terkait vaksin, membuat kesadaran akan penggunaan vaksin meningkat. Data interaktif dari yang dikumpulkan oleh para peneliti, menjadi alat untuk para orangtua mempelajari lebih banyak terkait vaksin.

"Banyak yang anti vaksin, membuat komunitas kita menjadi rentan terhadap wabah. Untuk itu, dibutuhkan pemahaman kepada masyarakat terkait edukasi memadai akan manfaat vaksin," paparnya.