Najwa Shihab: Indonesia Minim Akses Bacaan Berkualitas

Najwa Shihab
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Bimo Aria

VIVA.co.id – Sulitnya akses terhadap bahan bacaan, terlebih di pelosok-pelosok Indonesia menjadi salah satu penyebab angka literasi di Indonesia sangat rendah. Hal ini yang menurut Duta Baca Indonesia Najwa Shihab menjadi salah satu masalah pendidikan di Indonesia.

"Di pelosok itu infratrukturnya masih lemah yang akhirnya membawa ke akses buku yang kurang dan buku berkualitas dengan konten layak baca juga terbatas untuk itu jadi penting kolaborasi dilakukan," kata Najwa saat ditemui VIVA.co.id di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak Kalijodo.

Dia melanjutkan, secara minat, banyak anak yang ditemuinya di pelosok-pelosok punya ketertarikan yang tinggi. Hanya saja, akses untuk mendapatkan buku berkualitas yang masih terbatas.

"Masih cukup tinggi, walaupun kasusnya anekdotal.  Jadi saya yakin kalau didekatkan, dikenalkan dengan buku, mereka akan haus bahan bacaan, apalagi anak-anak, yang rasa ingin tahunya tinggi. Jadi kita yang harus bergerak," kata Najwa.

Di samping itu, menurutnya para pegiat literasi di berbagai pelosok daerah juga punya semangat yang tinggi untuk meningkatkan minat baca, terutama pada anak Indonesia. Tapi menurutnya, semangat saja tidak cukup, untuk itu butuh usaha berkelanjutan untuk mendukung gerakan itu.

"Ada banyak pegiat literasi yang melakukan banyak hal tapi belum cukup kalau tidak dibantu, karena tantangan minat baca itu harus jadi gerakan, bukan program."

Ia pun mengatakan, jika sebuah program biasanya dilakukan oleh pemerintah. Untuk itu, perlu ada gerakan, tanpa hars menunggu program dari pemerintah. Dia juga berharap semakin banyak duta baca dan pegiat literasi yang aktif mengampanyekan kegiatan membaca bagi seluruh anak Indonesia.

Sebelumnya, dalam studi "Most Littered Nation In the World" yang dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity pada beberapa waktu lalu, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca. Indonesia persis berada di bawah Thailand (59) dan di atas Bostwana (61).