Alasan Orangtua Tak Boleh Bilang 'Jangan' pada Anak

Ilustrasi ibu dan anak bermain
Sumber :
  • Pixabay/ golso

VIVA.co.id – Pada masa perkembangan, nutrisi, stimulasi dan juga rasa kasih sayang, sangat penting bagi anak. Namun, anak usia dini juga sangat membutuhkan dukungan orangtua untuk bereksplorasi. Demikian menurut psikolog, Ratih Ibrahim.

“Memperbolehkan si kecil bereksplorasi merupakan salah satu wujud cinta bunda dan ayah. Kepercayaan diri orangtua dapat mendorong si kecil untuk berani dan mandiri sehingga semakin terbuka kesempatan untuk mereka belajar hal-hal baru dan mengembangkan dirinya," ujar Ratih dalam acara Inovasi Nestle Dancow Advanced Excelnutri+, dalam rilis yang diterima VIVA.co.id, Senin, 1 Mei 2017.

Ratih melanjutkan, mendukung eksplorasi anak menjadi penting karena pada masa pertumbuhan eksplorasi juga merupakan stimulasi bagi perkembangan si kecil.

"Kalau dibilang ‘jangan’, anak kita jadi takut bereksplorasi. Jadi ‘iya boleh’, asal dengan tetap diperhatikan. Stimulasi yang positif membuat anak kita bisa bereksplorasi dengan asyik," kata Ratih.

Sejalan dengan Ratih, Donita, pemain film yang juga ibu dari Athariz Alfarizqi Svarga Nugroho juga mengaku selalu mendukung penuh rasa ingin tahu sang anak untuk mengeksplorasi hal-hal baru.

"Kita sering sekali bilang ‘jangan’. Kalau kita sering bilang ‘jangan’, otomatis anak menjadi takut. Jadi, ketika tidak ada orangtua di rumah, anak menjadi lebih penasaran dan semakin ingin mencoba. Misalnya, ‘jangan naik tangga’. Ketika tidak ada orang di depannya, anak mencoba naik tangga," tuturnya.

Menurut Donita, dengan mengatakan 'iya boleh’, dengan  tetap memperhatikan dan dalam pengawasan membuat anak tetap merasa aman dan juga nyaman. "Jadi, inilah saatnya bilang ‘iya boleh’ kepada anak kita," ujarnya. (ase)