Waktu Tepat Ajarkan Anak Dua Bahasa

Anak belajar bahasa.
Sumber :
  • Pixabay/Publikdomainpictures

VIVA.co.id – Mengajarkan banyak bahasa pada si kecil, kini banyak dilakukan para orangtua. Bahkan sebagian besar orangtua, semakin banyak yang mulai mengajarkan dua bahasa pada buah hatinya sejak usia dini. Namun tahukah Anda, ternyata mengajarkan dua bahasa pada si kecil, tidak dianjurkan dilakukan pada anak usia dini.

Rata-rata orangtua, mulai mengajarkan Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia secara bersamaan, dengan harapan, si kecil bisa mengusasi bahasa lain. Padahal, hal itu malah dapat mempengaruhi perkembangan bahasanya menjadi lebih buruk.

"Kalau campur aduk bahasanya, pusat bahasa di otaknya juga campur aduk. Perkembangan bahasanya menjadi sangat berpengaruh, sehingga anak bisa menjadi bingung dengan struktur bahasa yang baik dan benar," ujar psikiatri dr Gitayanti Hadisukanto, Sp.KJ (K), kepada VIVA.co.id saat ditemui di Jakarta beberapa waktu lalu.

Dituturkannya, saat janin bayi masih di dalam kandungan, biasanya sudah mengenali bahasa yang digunakan oleh lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, saat ia lahir, usahakan tetap menggunakan satu bahasa dulu agar nantinya si kecil bisa lebih memahami struktur yang tepat.

"Ajarkan dulu Bahasa Indonesia yang baik dan tepat di usianya yang belum mencapai lima tahun. Karena usia lima tahun itu, perkembangan pusat bahasanya sudah matang, baru sudah mulai mengajarkan second language. Jangan buru-buru ajarkan bilingual," ujarnya lagi.

Dokter yang bekerja di RS Pondok Indah Jakarta itu menambahkan, selama usia anak masih di bawah 10 tahun, perkembangan dua bahasa bisa dimaksimalkan. Sehingga, ia tidak menyarankan pemakaian dua bahasa yang dilakukan terlalu dini.

"Tunggu hingga usianya lima tahun, saat perkembangan bahasa sudah matang, boleh ajarkan bahasa kedua pada anak. Idealnya sebelum berusia 10 tahun, masih bisa diajarkan kok, jangan khawatir," kata dia. (one)