Gangguan Pencernaan yang Paling Banyak Dialami Bayi

Perut "keroncongan" terjadi karena perut yang biasanya terisi menjadi tidak berisi.
Sumber :
  • pixabay/Lucken

VIVA.co.id – Kesehatan pencernaan menjadi faktor penting dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan optimal anak. Namun, pada bayi sistem pencernaan ini belum berkembang dengan sempurna sehingga rentan terkena infeksi.

Menurut penuturan dr. Thomas Ludwig, Principle Scientist of Paediatric Gaestroenterology Danon Nutricia Research, 80 persen orangtua yang membawa anaknya ke dokter berkaitan dengan saluran cerna.

"Satu dari dua anak mengalami masalah pencernaan. Regurgitasi atau gumoh 71,5 persen, kembung 36 persen, dan konstipasi 15 persen," ujar Thomas saat media workshop 7 Kehebatan Perut di JW Marriott Hotel, Jakarta, Kamis 23 Maret 2017.

Jika masalah ini tidak tertangani, maka gangguan pencernaan pada bayi dapat menimbulkan dampak ekonomi juga. Di antaranya adalah biaya pengobatan. Selain itu, masalah ini juga akan berdampak pada kondisi ibu yang mudah menjadi stres.

Thomas melanjutkan, di banyak negara banyak dokter yang memberikan resep obat pada masalah cerna yang dialami bayi. Namun, hal ini tentu perlu dilakukan tinjauan kembali apakah perlu atau tidak.

"Tidak ada penanganan yang sama pada masalah pencernaan pada anak. Yang terpenting jangan melakukan hal yang justru membahayakan," imbuhnya.

Meski mengalami gangguan cerna, kata Thomas, ibu tetap didorong untuk terus memberikan ASI. Selain itu, hindari adanya asap rokok berada di dalam rumah karena akan semakin membuat kondisi anak rentan. Pemberian nutrisi tertentu juga dapat memperbaiki kondisi gangguan cerna anak meski berbeda saluran cerna memerlukan nutrisi yang berbeda pula.

Dan tentunya, konsultasikan ke dokter karena dokter dapat memberikan informasi yang tepat mengenai kondisi yang dialami anak.