Anak yang Melewatkan Sarapan Rentan Obesitas

Ilustrasi anak sarapan
Sumber :
  • Pixabay/ImageBG

VIVA.co.id – Dalam masa pertumbuhan, asupan nutrisi yang tepat bagi si kecil mesti diperhatikan. Terlebih nutrisi pada saat sarapan.

Menurut Prof. Dr. Hardinsyah, MS, ketua umum Pergizi Pangan Indonesia, porsi sarapan sedikitnya harus memenuhi seperempat asupan bagi harian.

Di samping itu, menurut dia, prinsip dari sarapan ialah kombinasi dari karbohidrat, vitamin, serat, mineral, dan juga air. Oleh sebab itu, Hardinsyah mengatakan bahwa penting untuk menghitung asupan yang sesuai dengan kebutuhan si kecil.

"Kalau orang dewasa sekitar 2.000 kalori, dikurangi saja sekitar seperempatnya, atau 1.600 kalori," ujarnya ditemui VIVA.co.id di Bandung, belum lama ini.

Dia melanjutkan, menu sarapan mesti terukur, misalnya sekitar satu centong nasi, disertai lauk seperti telur dan juga sayuran. Untuk buah, ia menyarankan pisang ataupun jeruk.

"Nah, kalau sulit karena kesiangan, seringkali anak telat bangun karena kesiangan, makannya perlu (mempersiapkan sarapan) yang praktis," ungkap dia.

Sebelumnya, dia juga mengatakan bahwa anak yang melewatkan waktu sarapan akan cenderung mudah lelah, mengantuk, dan sulit menerima informasi serta pelajaran di sekolah.

Hardinsyah juga mengatakan bahwa anak yang melewatkan sarapan juga rentan terserang obesitas, yang terjadi karena penumpukan porsi makanan, di waktu makan siang dan malam. (art)