Perjalanan Panjang Melestarikan Permainan Tradisional

Permainan tradisional
Sumber :
  • Antara/Dewi Fajriani

VIVA.co.id – Hilangnya lahan tempat bermain anak yang beralih fungsi menjadi rumah atau gedung bertingkat dinilai menjadi salah satu penyebab permainan anak tradisional kian tersingkir. Akibatnya, mainan tradisional nyaris punah.

Bukan sekadar lahan yang hilang, Endi Aras selaku pendiri Komunitas Gudang Dolanan ini mengatakan bahwa dibangunnya sejumlah pusat perbelanjaan di tengah-tengah kota dan hilangnya segala jenis bahan dasar pembuat mainan tradisional menjadi pemicu mulai hilangnya manina tersebut.

Karena itu, Endi dan komunitas yang dibentuknya memang tengah berupaya mengoleksi, menjaga dan memperkenalkan ratusan mainan anak tradisional kepada anak-anak masa kini. Dia mengatakan, tempat-tempat wisata yang punya lahan luas bisa jadi alternatif sebagai etalase untuk melestarikan mainan yang merupakan kekayaan budaya bangsa Indonesia.

"Ada permainan yang membutuhkan lahan. Tempat-tempat wisata yang punya lahan wisata yang banyak bisa untuk jadi tempat bermain. Makanya saya punya kampung itu ada empat kota yang seperti itu, Magelang, Tasikmalaya, Yogyakarta dan Solo," kata Endi saat ditemui di Bentara Budaya Jakarta, Palmerah, Jakarta, Rabu malam, 22 Februari 2017.

Namun, dia menyatakan, karena masih dikelola secara pribadi dan dengan tenaga sukarela, ada beberapa kendala yang dihadapi, seperti masalah dana dan sumber daya manusia (SDM).

"Kita harus membayar orang, itu tiap tempat harus 10 orang. Pemerintah harusnya nyambut ya," kata dia.

Ditanya soal apakah Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA), dan Ruang Terbuka Hijau (RTH) lainnya bisa menjadi alternatif, Endi mengatakan bahwa hal itu mungkin bisa dilakukan untuk mengenalkan mainan tradisional.

"Sebetulnya sangat bisa tapi belum nyambung saja antara kami dan pemerintah setempat untuk itu," kata dia.

Dia menambahkan bahwa mengenalkan permainan tradisional kepada anak punya banyak manfaat. Selain punya cerita asal usul yang menarik, mainan tradisional juga baik untuk pembentukan karakter anak.

Dia berharap, suatu hari nanti memiliki museum mainan tradisional. Ini agar mainan tradisional terus lestari dan dinikmati oleh generasi penerus bangsa.