Polusi Udara, Penyebab Utama Bayi Lahir Prematur
- pixabay/cristianabella
VIVA.co.id – Setiap tahun, 15 juta bayi di seluruh dunia, atau kira-kira 1 dari 10 bayi, lahir secara prematur. Demikian ungkap laporan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Seiring dengan adanya faktor-faktor seperti kemiskinan dan status kesehatan ibu, studi baru itu – yang dilansir oleh Huffington Post – menunjukkan bahwa polusi udara merupakan faktor risiko utama untuk kelahiran yang terjadi pada 37 minggu atau lebih awal.
Temuan itu, yang dipublikasikan pekan lalu dalam jurnal Environment International, menunjukkan bahwa 2,7 juta kelahiran prematur di 183 negara pada tahun 2010 dikaitkan dengan polutan udara yang umum dikenal sebagai partikel halus atau particulate matter (PM).
PM merupakan bentuk polusi udara yang berbahaya, terdiri dari partikel-partikel kecil di udara yang mengurangi visibilitas dan dapat menyebabkan udara menjadi tipis. Terutama udara yang dilepaskan dari sumber-sumber seperti kendaraan diesel dan limbah pembakaran pertanian. PM dapat menembus jauh ke dalam paru-paru dan memberikan kontribusi pada perkembangan masalah kesehatan.
"Studi ini menyoroti bahwa polusi udara mungkin tidak hanya membahayakan orang-orang yang menghirup udara langsung, tapi juga serius mempengaruhi bayi dalam kandungan ibunya," kata Dr. Chris Malley, peneliti di University of York sekaligus penulis utama studi.
Kelahiran prematur yang dikaitkan dengan paparan polusi tidak hanya berkontribusi terhadap kematian bayi, tetapi juga dapat memiliki efek kesehatan seumur hidup.
Untuk studi ini, para peneliti dari Swedia, Amerika Serikat dan Inggris melihat data tingkat polusi udara di berbagai negara dan menganalisis tingkat PM menurut wilayah. Kemudian, mereka membandingkan tingkat PM dengan risiko seorang ibu melahirkan bayi prematur berdasarkan tingkat paparan polusi udara.
Negara di Afrika dan Asia adalah yang paling dipengaruhi oleh kelahiran prematur terkait polusi, dengan 75 persen terjadi di Asia Selatan dan Timur. India sendiri menyumbang sekitar 1 juta dari 2,7 juta kelahiran prematur terkait polusi di 183 negara tahun 2010.
Dalam hal tingkat kelahiran prematur keseluruhan secara global, India menempati urutan nomor satu, diikuti oleh China, Nigeria, Pakistan dan AS
Para peneliti mengakui bahwa sulit untuk menentukan penyebab pasti dari kelahiran prematur. Untuk itu, diperlukan studi lebih lanjut, terutama di tempat-tempat seperti India dan China, untuk lebih jelas menentukan faktor risiko.
Kelahiran prematur sendiri dapat memiliki implikasi kesehatan jangka pendek dan panjang yang signifikan. Hal itu juga menjadi penyebab utama kematian di kalangan anak-anak berusia di bawah lima tahun, dan juga dikaitkan dengan pembelajaran dan perkembangan yang cacat serta peningkatan risiko gangguan kejiwaan. (ren)