Pentingnya Deteksi Dini Gangguan Pendengaran pada Anak

ilustrasi bayi.
Sumber :
  • Pixabay/woodypino

VIVA.co.id – Gangguan pendengaran pada anak memang sulit diketahui. Apalagi pengetahuan serta informasi masyarakat terhadap masalah kesehatan ini masih minim sekali. Sehingga banyak kasus gangguan pendengaran yang terlambat mendapat penanganan.

Direktur Medik dan Keperawatan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Dr. dr. Ratna Dwi Restuti, Sp.THT-KL(K), mengatakan perlunya deteksi dini gangguan pendengaran adalah agar segera dapat dilakukan intervensi. Jadi, bukan hanya sekadar mengetahui anak mengalami gangguan pendengaran.

"Ada masa emas di mana anak belajar untuk bicara, mendengar. Dan bicara itu tidak lebih dari usia tiga tahun, namun idealnya pada usia dua tahun. Jika sejak dini sudah terdeteksi, anak bisa belajar bicara seperti normal. Tapi kalau sudah usia 7 tahun, bahasa yang digunakan sudah tidak bisa dimengerti," kata dr. Ratna saat acara Solusi Gangguan Pendengaran dengan Implan Koklea di RSCM Kencana, Jakarta, Selasa, 24 Januari 2017.

Hal ini dikarenakan saat anak berusia dua tahun, meskipun dia diam tapi dia mendengar ketika orang di sekitarnya berbicara. Kata-kata yang didengarnya akan sampai ke pusat dengar dan dari sana akan sampai ke pusat otak. Jadi, pada usia ini dia akan mengulang apa yang didengarnya.

Namun, jelas dr. Ratna, ketika pusat dengar ini terganggu, apa yang didengarnya menjadi kata yang tidak sempurna sehingga itulah yang terekam di memorinya. Itulah kenapa pada anak yang mengalami gangguan pendengaran, kata yang diucapkannya salah.

"Karena itu, masa emas di bawah usia tiga tahun ini harus dimanfaatkan," kata dr. Ratna. (ase)