Mengapa Pemahaman Al-Quran Adalah Investasi Terbaik untuk Anak?
- VIVA.co.id/Natania Longdong
Jakarta, VIVA – Pemahaman Al-Quran sejak dini adalah pondasi penting dalam membentuk karakter anak yang berlandaskan nilai-nilai Islam. Al-Quran bukan sekadar kitab suci, tetapi juga pedoman hidup yang mencakup berbagai aspek kehidupan.
Dalam hal ini, keberhasilan Pondok Pesantren Daarut Tarmizi yang mengadakan tasyakuran khatam Terjemah Al-Quran 30 Juz menjadi salah satu contoh nyata bagaimana pendidikan Al-Quran dapat memberikan dampak besar bagi generasi muda.
Mengapa Anak Harus Memahami Al-Quran Sejak Dini? Scroll lebih lanjut ya.
Masa anak-anak adalah periode emas dalam pembentukan karakter dan akhlak. Pemahaman terhadap Al-Qu’an sejak dini membantu anak mengenal nilai-nilai kebaikan, ketakwaan, dan rasa tanggung jawab. Selain itu, memahami Al-Quran memberi anak bekal untuk menghadapi tantangan kehidupan dengan landasan yang kokoh.
Sebagaimana yang terjadi di Pondok Pesantren Daarut Tarmizi, para santri tidak hanya diajarkan untuk membaca dan menghafal, tetapi juga memahami isi Al-Quran dengan metode Tamyiz. Metode ini membantu mereka memahami bahasa Arab, sehingga mempermudah proses hafalan dan tadabbur. Dalam acara tasyakuran tersebut, Ustadz Dr. H. Tarmizi As Shidiq, M.Ag., mengungkapkan, “Alhamdulillah, dalam tiga bulan, santri kami telah mengkhatamkan Terjemah Al-Quran 30 Juz. Mereka mampu menerjemahkan ayat per ayat dengan baik.”
Manfaat Memahami Al-Quran untuk Anak:
1. Membentuk Akhlak Mulia
Al-Quran mengajarkan nilai-nilai luhur seperti kasih sayang, kejujuran, dan keadilan. Anak yang memahami Al-Quran cenderung memiliki sikap dan perilaku yang lebih baik. Hal ini juga dirasakan oleh para wali santri di Pondok Pesantren Daarut Tarmizi. Salah satu wali santri, Imas, dengan haru menyatakan, “Alhamdulillah, anak saya banyak berubah. Ia lebih mandiri, sopan, dan kini mampu membaca serta memahami terjemahan Al-Quran.”
2. Meningkatkan Kemampuan Akademik
Pemahaman Al-Qur’an juga melatih kemampuan berpikir kritis dan fokus. Proses belajar terjemahan Al-Quran, seperti yang diajarkan di Daarut Tarmizi, melibatkan analisis mendalam terhadap makna ayat, yang pada gilirannya memperkaya kecerdasan anak.
3. Bekal Dunia dan Akhirat
Dengan memahami Al-Qur’an, anak tidak hanya siap menghadapi ujian duniawi, tetapi juga memiliki pegangan untuk kehidupan akhirat. Dalam tausiah yang disampaikan di acara tersebut, Gus Hayyid mengingatkan, “Al-Quran adalah teman sejati yang akan menjadi penolong di akhirat.”
Mengintegrasikan Pendidikan Al-Qur’an dalam Kehidupan Anak
Pondok pesantren seperti Daarut Tarmizi menjadi salah satu contoh sukses integrasi pendidikan Al-Qur’an dalam kehidupan anak. Selain mendidik hafalan dan pemahaman Al-Qur’an, pesantren ini juga mendorong keseimbangan antara pendidikan agama dan pengembangan kreativitas melalui kegiatan seni seperti hadroh, puisi, dan sholawat.
Dalam acara tasyakuran tersebut, para santri juga diberikan sertifikasi yang diakui negara, seperti sertifikat sanad dari Markaz Tahfizh Daarul Qur’an dan sertifikat dari BNSP. Sertifikasi ini menjadi bukti konkret bahwa pemahaman Al-Qur’an bukan hanya bekal spiritual, tetapi juga modal untuk berkarya di dunia profesional.
Keberhasilan santri Daarut Tarmizi dalam memahami Al-Quran patut menjadi inspirasi bagi lembaga pendidikan lainnya. Kepala KUA Kadudampit, Drs. H. Dadin, memberikan apresiasi tinggi terhadap pondok pesantren ini, seraya berharap agar Daarut Tarmizi menjadi pilihan masyarakat dalam menuntut ilmu agama.