Stunting Bisa Sebabkan IQ Rendah, 1000 Hari Pertama Kehidupan Jangan Diabaikan
- Direktorat P2PTM Kemenkes
Jakarta, VIVA – 1000 hari pertama kehidupan, mulai dari kehamilan hingga anak usia dua tahun merupakan periode penting dalam kehidupan. Pada periode inilah, nutrisi yang tepat menjadi dasar penting untuk kesehatan dan perkembangan anak, serta membentuk fondasi bagi potensi masa depan mereka. Dalam Seminar Media Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) pada, Selasa 29 Oktober 2024, bertema Nutrisi 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), Dr. Cut Nurul Hafifah, SpA(K), menekankan pentingnya 1000 hari pertama kehidupan
Dr. Cut mengatakan, periode ini adalah fase kritis yang dimulai dari kehamilan hingga usia dua tahun, di mana nutrisi dan kesehatan anak sangat berpengaruh terhadap perkembangan mereka di masa depan. "Pemantauan pertumbuhan yang benar dimulai dengan menimbang berat badan dan panjang badan diukur dengan betul," ujar Dr. Cut Nurul Hafifah.
Dr. Cut menekankan bahwa pertumbuhan anak selama seribu hari pertama dipengaruhi oleh beberapa faktor, mulai dari nutrisi ibu selama kehamilan hingga nutrisi pasca bayi lahir ke dunia.
Suplai makanan dari ibu ke janin sangat menentukan, dengan 30 persen tinggi badan dewasa ditentukan oleh kondisi dalam kandungan. Kesehatan Ibu juga wajib jadi perhatian karena penyakit atau malnutrisi pada ibu dapat berdampak negatif pada janin. Dan yang tak kalah penting, nutrisi pasca lahir: Setelah bayi lahir, nutrisi yang baik selama dua tahun pertama berkontribusi sebesar 15 persen terhadap tinggi badan saat dewasa.
Periode Emas Pertumbuhan
Seribu hari pertama kehidupan adalah fase di mana pertumbuhan otak dan fisik berlangsung dengan sangat cepat. Dr. Cut menekankan bahwa gangguan pada periode ini dapat mempengaruhi kecerdasan dan perkembangan fisik anak di kemudian hari.
Penelitian yang dipaparkan dalam seminar tersebut menunjukkan bahwa 30 persen dari tinggi badan dewasa dipengaruhi oleh kondisi dalam rahim, sedangkan 15 persen ditentukan oleh nutrisi yang diterima setelah lahir.
.
Stunting Menjadi salah satu penghambat pertumbuhan anak
Stunting, yang didefinisikan sebagai tinggi badan di bawah minus, menurut WHO merupakan masalah serius yang dapat menghambat pertumbuhan anak. Dr. Cut menyatakan bahwa stunting dapat terjadi pada berbagai tahap dalam seribu hari pertama kehidupan, termasuk saat bayi baru lahir.
"Kita harus memutus siklus lingkaran setan ini. Salah satunya adalah kita mulai dengan anak-anak yang lahir di Indonesia ini, kalau bisa tidak ada lagi yang mengalami stunting," kata Dr. Cut Nurul Hafifah. Oleh karena itu, pemantauan pertumbuhan dan pemberian nutrisi yang tepat sangat penting untuk mencegah kondisi ini.
Anak-anak yang mengalami stunting berisiko memiliki IQ lebih rendah dan kesulitan dalam pendidikan. Rata-rata IQ anak stunting hanya sekitar 70, yang membatasi kemampuan mereka untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Selain itu, mereka juga berisiko lebih tinggi mengalami masalah kesehatan seperti obesitas dan diabetes ketika dewasa.
Strategi untuk Mengatasi Masalah Nutrisi
1. Investasi dalam Nutrisi
Pemerintah dan masyarakat perlu berinvestasi dalam program nutrisi yang baik, termasuk edukasi tentang ASI eksklusif dan makanan pendamping ASI (MPASI). Dr. Jud menekankan pentingnya pemantauan pertumbuhan anak secara berkala untuk memastikan mereka mendapatkan nutrisi yang memadai
2. Edukasi Kesehatan
Edukasi untuk ibu hamil tentang pentingnya nutrisi selama kehamilan juga krusial. Dengan memberikan informasi yang tepat, diharapkan ibu dapat memberikan asupan gizi yang baik bagi janin dan bayi mereka.
3. Pencegahan Infeksi
Selain nutrisi, pencegahan infeksi melalui imunisasi dan menjaga kebersihan juga sangat penting. Infeksi dapat menghambat penyerapan nutrisi dan mempengaruhi pertumbuhan anak secara keseluruhan.
Dengan langkah-langkah ini, diharapkan Indonesia dapat mencapai target zero stunting dan memastikan generasi mendatang tumbuh menjadi individu yang sehat dan produktif.