Ajarkan Anak Lebih dari Satu Bahasa Bisa Sebabkan Speech Delay? Begini Kata Dokter
- Pixabay
Jakarta, VIVA – Kemampuan berbahasa setiap anak memang berbeda-beda, ada anak yang sejak kecil hanya diajarkan satu bahasa saja yakni bahasa ibu, tetapi juga ada yang sudah ditanamkan untuk mampu berkomunikasi dengan lebih banyak bahasa atau bilingual.
Namun sebelum mengajarkan lebih dari satu bahasa pada anak, orang tua perlu memperhatikan beberapa hal terlebih dahulu. Misalnya, perhatikan perkembangan berbahasa anak ketika sudah mulai bisa berbicara atau berkomunikasi dengan orang lain. Umumnya, anak berusia 0-3 tahun belum bisa membedakan bahasa dengan baik, namun di usia berikutnya mereka mulai bisa memahami dan mencerna bahasa yang digunakan oleh lawan bicaranya.
"Bayi atau balita bisa mendapatkan stimulasi secara proporsional. Tapi ketika bikin kalimat, 2 tahun berikutnya itu dia bisa nggak bikin kalimat sesuai dengan usianya. Kalau nggak efektif atau interaksinya nggak baik dalam komunikasi, salah satu distop dulu pemberian bahasanya," jelas Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Tumbuh Kembang dan Pediatri Sosial IDAI, Prof. DR. Dr. Rini Sekartini Sp.A(K), dalam media briefing secara daring, Selasa 20 Agustus 2024.
Pada kenyataannya, banyak orang tua yang tidak mau membuat anaknya bilingual karena khawatir akan menyebabkan keterlambatan berbicara atau speech delay. Padahal faktanya, anak-anak bilingual dapat memperbaiki percakapan dengan keterampilan yang sama seperti anak dengan monobahasa.
"Proporsi anak speech delay antara dwibahasa dan monobahasa sama saja karena ada banyak penyebab speech delay. Jadi, bilingualism boleh diperkenalkan, tapi waspadai dan pantau perkembangan ekspresi selanjutnya," jelasnya.
Masa kritis pemerolehan bahasa pada anak biasanya sampai 2 tahun masa kehidupan. Selama jangka waktu tersebut, ada anak yang mampu dan tidak mampu untuk menguasai lebih dari satu bahasa.
Hal tersebut akan berdampak pada kondisi jangka panjang, di mana nantinya akan mempengaruhi proses belajar anak. Maka dari itu, para orang tua harus memperhatikan perkembangan anaknya. Dalam proses pengenalan bahasa itu sendiri, para orang tua harus memastikan anak-anak memiliki banyak kesempatan untuk mendengar dan berbicara dalam kedua bahasa mereka.