Miris, Angka Kematian Ibu Saat Melahirkan di Indonesia Masih Tinggi
- Freepik/user18526052
Jakarta, VIVA – Angka kematian ibu saat melahirkan di Indonesia diketahui cukup tinggi yakni sebanyak 189 kematian per 100 ribu kelahiran hidup. Perdarahan setelah melahirkan adalah salah satu penyebab utama kematian ibu di Indonesia. Kondisi ini seringkali dipicu oleh anemia atau kekurangan darah.
"Setiap persalinan dapat menyebabkan pendarahan," kata Spesialis Obstetri dan Ginekologi Konsultan – Perhimpunan Obstetri dan Ginekologi Indonesia & peneliti Department Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada, dr. R. Detty Siti Nurdiati Z, MPH., Ph.D., Sp.OG (K), dalam acara Bidan Sebagai Garda Terdepan Pencegahan Anemia dan Perdarahan Pasca Persalinan di kawasan Jakarta Pusat, Selasa 13 Agustus 2024. Scroll lebih lanjut ya.
Detty menekankan pentingnya melakukan tindakan preventif seperti skrining faktor risiko, tindakan pencegahan dan penegakan diagnosis sebagai langkah pertama yang krusial dalam mencegah perdarahan pascapersalinan (PPH).
Dengan melakukan tindakan preventif yang tepat, risiko kematian ibu dapat dikurangi secara signifikan. Beliau juga mengajak seluruh pihak untuk berkolaborasi dalam menurunkan angka PPH di Indonesia.
Investasi pada bidan adalah kunci transformasi sistem kesehatan menuju ketahanan dan inklusivitas. Dengan memperkuat peran bidan, kita dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi, meningkatkan kesehatan reproduksi perempuan, dan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Temuan Laporan State of the World's Midwifery (2021) menegaskan bahwa bidan adalah pilar utama dalam sistem kesehatan yang tangguh. Namun, tantangan masih besar. Kesenjangan kualitas pelayanan, terutama di daerah terpencil, serta ancaman seperti PPH mengharuskan kita untuk memperkuat sistem pendidikan dan pelatihan bidan, serta meningkatkan akses terhadap fasilitas kesehatan yang memadai.
Di sisi lain bidan dan influencer, Jamiliatus Sa’Diyah menekankan pentingnya dukungan yang memadai bagi bidan di seluruh Indonesia dalam upaya menurunkan angka kematian, khususnya kematian yang disebabkan pendarahan pascapersalinan pada ibu.
"Untuk mencapai tujuan ini, kita perlu memastikan bahwa setiap ibu memiliki akses yang mudah terhadap pelayanan kesehatan berkualitas,” ujarnya.
Jamilatus juga menyoroti pentingnya pelatihan berkelanjutan bagi para bidan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam menangani berbagai kasus kebidanan.
"Selain kolaborasi dengan ahli medis, dukungan pelatihan dan teknologi kesehatan terbaru juga mendukung para bidan dalam memberikan pelayanan yang lebih baik bagi masyarakat," ungkap Jamiliatus.