Ternyata Ibu Rumah Tangga Berisiko Lebih Tinggi Alami Stress Dibanding Wanita Pekerja

Ilustrasi ibu marah, wanita berbaju pink
Sumber :
  • Pixabay/ Goumbik

VIVA Lifestyle –Menjadi ibu rumah tangga bukanlah hal yang mudah. Mereka memiliki tugas yang tak ada habisnya. Sejak dari bangun tidur hingga terlelap. Beberapa pekerjaan seperti membersihkan rumah, memasak, menyiapkan makanan tiga kali sehari untuk anggota keluarga, mengantar anak dan mengajari anak, mencuci pakaian dan masih banyak lagi.

Namun sayangnya, masih banyak stigma di masyarakat yang menganggap remeh pekerjaan ibu rumah tangga. Padahal menjadi ibu rumah tangga ternyata paling rentan terkena masalah kesehatan mental. Mulai dari stress, cemas berlebih hingga burnout. Scroll lebih lanjut.

Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh American Psycological Associaton pada 2010 yang melibatkan lebih dari 1.300 responden perempuan termasuk ibu rumah tangga dan perempuan yang bekerja di luar rumah. Dari studi itu menunjukkan bahwa ibu rumah tangga mengalami tingkat stres yang lebih tinggi daripada perempuan yang bekerja di luar rumah.

Ini yang kemudian melahirkan istilah housewife syndrome. Yaitu, sebuah kondisi di mana seorang ibu rumah tangga merasa kurang dihargai, tidak bahagia akibat perannya.

Ada beberapa ciri-ciri dari Housewife syndrom yang perlu diperhatikan

1. Kebiasaan sehari-hari yang ditinggalkan. Jika dulu Anda rajin mencuci rambut, merapikan tempat tidur, merapikan rumah dan sebagainya. Namun Anda tiba-tiba tidak merasa memiliki tenaga untuk melakukan hal itu lagi.

2. Sulit menemukan energi untuk berhubungan dengan anak-anak dan sering kali kesulitan menjadi orang tua saat ini.

3. Anda merasa tidak aman berada di dekat ibu yang bekerja karena Anda merasa tidak ada hal yang perlu dibicarakan. Ini mungkin karena Anda tertinggal dalam dalam berbagai hal mulai dari isu terkini yang terjadi di masyarakat, hingga masalah sosial lainnya.

4. Menjadi lebih mudah marah

Ilustrasi wanita marah

Photo :
  • Freepik

5. Setiap suasana hati atau sikap anggota keluarga menjadi tidak proporsional bagi Anda

6. Merasa tidak berguna lantaran tidak memiliki penghasilan. Hal ini mengakibatkan munculnya perasaan tidak dihargai dan rendah diri. 

Melihat hal itu penting bagi ibu rumah tangga untuk mengenali perasaan mereka. Hal ini dilakukan untuk mencegah masalah kesehatan mental pada ibu rumah tangga.  Dengan mengenali perasaan kita, kita bisa punya aksi positif untuk menanggulanginya daripada alaih-alih menahannya atau malah meluapkannya dalam amarah kepada anggota keluarga lainnya. Hanya karena kita tak kenal dengan emosi dan bagaimana cara menyalurkannya.

Sementara itu, belum lama ini Prudential Indonesia mengadakan kegiatan untuk nasabah bertema Sehat Pangkal Bisa yang berkolaborasi dengan Mandaya Royal Hospital.  Acara ini bertujuan untuk mendorong rasa percaya diri para peserta kegiatan yang seluruhnya merupakan perempuan, sekaligus meningkatkan kesadaran mengenai deteksi penyakit kritis sejak dini, untuk meningkatkan produktivitas yang lebih sehat bagi para perempuan secara fisik dan mental.

Kegiatan ini dibuka oleh Karin Zulkarnaen, Chief Customer & Marketing Prudential Indonesia, dan dilanjutkan dengan sesi pemaparan oleh Alvieni Angelica, M.Psi, Psikolog, seorang Psikologi Klinis, yang membahas tentang psikologi perempuan yang memiliki berbagai peran sebagai ibu, istri, anak, pekerja maupun bagian dari komunitas, serta memberikan tips untuk menjaga kesehatan tubuh dan mental. 

Para peserta acara juga  mengikuti beauty class dan sharing session mengenai personal color analysis demo bagi para peserta, bekerja sama dengan Wardah. Personal colour analysis menjadi topik yang menarik agar bisa menyesuaikan pemilihan warna busana maupun riasan yang sesuai dengan tone warna kulit dan rambut masing-masing, agar penampilan bisa makin sempurna.