Aisah Dahlan Ungkap Bahaya Orang Tua Minta Anak Berhenti Nangis di Depan Umum

Ilustrasi anak menangis di pesawat
Sumber :
  • iStock.com

VIVA Lifestyle – Pernahkah orang tua berada di posisi tidak nyaman terutama saat anak Anda yang berusia kanak-kanak menangis di tempat umum? Perasaan tidak enak dengan orang di luar hingga malu bercampur menjadi satu.

Alhasil ketika melihat anak menangis di tempat umum secara otomatis Anda sebagai orang tua meminta anak untuk berhenti menangis. Jika demikian, mulai saat ini hentikan hal tersebut. Mengapa? Scroll lebih lanjut ya.

Sebab menurut praktisi neuroparenting, dr. Aisah Dahlan ketika orang tua meminta anak yang sedang menangis untuk berhenti menangis bisa menyebabkan anak menjadi apati. Apati adalah perasaan yang membuat orang menjadi putus asa. Membuat orang tersebut menjadi merasa tidak berguna.

"Kalau dilarang (menangis) berhenti nanti akan jadi pendaman-pendaman, ada teknik alami namanya supresif. Lagi sedih karena besok bunda aku enggak datang, bundanya 'ga apa ga usah sedih, udah biasa' itu bisa berhenti di level sedih. Lama-lama emosinya jadi apati dia nanti lama-lama 'percuma lah gue jadi anak'," kata dr. Aisah Dahlan dikutip dari tayangan YouTube Denny Sumargo.

Lebih lanjut, yang perlu orang tua lakukan ketika anak menangis apalagi hingga tantrum, berguling-guling di depan umum. Orang tua cukup membantu memvalidasi perasaan yang dirasakan oleh anak Anda.

"Misalnya nangis ibunya tanya 'adek kenapa? adek sedih? 'enggak aku enggak sedih' 'oh jadi adek kesal''iya'. Jadi dengan memvalidasi dia menangis karena sedih otak akan mengerti bahwa menangis karena kesal. Jadi validasi dulu, kemudian 'oh jadi adek kesel iya? kesal kenapa' dari situ keluar semua emosi anak," kata dr. Aisah melanjutkan.

Aisah Dahlan.

Photo :
  • Instagram @draisahdahlan.

Ketika anak sudah meluapkan semua emosi yang memicunya menangis. Maka orang tua harus bisa langsung berempati terhadap perasaan anaknya.

"Saar itu kita harus langsung berempati sama dia bahwa kita juga ikutan takut, ikutan sedih. jadi anak merasa dia tidak salah (menangis), karena ibunya mengerti. Ketika anak sudah nangis, sudah divalidasi emosinya itu otomatis naik level emosinya,"u jarnya.

Dia menambahkan,"ketika anak sudah nangis, sudah divalidasi emosinya itu otomatis naik level emosinya. Beri waktu beberapa menit liat anaknya kita spare waktu 10 menit supaya bisa naik level emosinya di level penerimaan kondisi. Setelah menerima baru dikasih nasehat.”