Dear Orangtua, Merokok Jauh dari Anak Tetap Bisa Sebabkan Pneumonia pada Buah Hati
- Pixabay
JAKARTA – Asap rokok yang dihembuskan perokok bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Bukan hanya untuk dirinya saja, tetapi juga orang yang ada di sekitarnya.
Asap rokok yang mengandung sekitar 7.000 bahan kimia berbahaya seperti karbon monoksida, hidrogen sianida dan benzena yang dihirup secara terus-menerus oleh perokok pasif dapat menyebabkan radang paru, atau bahkan kanker paru-paru. Scroll untuk informasi selengkapnya.
Tak hanya itu, asap rokok yang dihirup terutama oleh anak-anak dan balita bisa menyebabkan pneumonia. Pneumonia diketahui menjadi penyebab kematian utama pada bayi dan anak-anak di dunia. Data di tahun 2018 lalu, tercatat 800 ribu anak di dunia meninggal dunia akibat penyakit ini.
Meski adanya data tersebut, masih banyak orangtua yang egois dan memilih tetap merokok. Dengan dalih mereka sulit untuk berhenti. Mereka yang kesulitan untuk berhenti merokok, memilih tetap merokok namun di saat tidak bersama dengan anak-anaknya.
Tetapi tahukah Anda, bahwa tindakan tersebut tetap saja mengancam anak-anak. Unit Kerja Koordinasi Respirologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr. dr. Nastiti Kaswandani, Sp.A (K) mengungkap bahwa insiden itu disebut sebagai 3rd hand smoke.
"Chemical dari asap rokok bisa tertinggal di mana saja, bisa di rambut, di kulit, sofa, meja, baju, jok mobil. Sehingga meski tidak merokok di hadapan anak, 3rd hand smoker ini bisa tingkatkan risiko masalah pernafasan pada anak," kata dia dalam media briefing di Jakarta, Kamis 11 Januari 2024.
Nastiti juga mengingatkan bahwa asap rokok yang dihembuskan oleh orangtua perokok juga tidak bisa hilang meski telah membuka jendela, melakukan pem-vakuman, hingga menyalakan kipas angin. Dia juga mengingatkan kepada orangtua, bahwa anak yang terpapar asap rokok memiliki risiko 4 kali lebih tinggi dibawa ke IGD karena masalah pernapasan.
Sama seperti rokok konvensioanl, asap rokok yang dihasilkan dari rokok elektrik atau vape juga bisa meninggalkan residu di sofa, gorden dan baju yang bisa saja terhirup anak dan berisiko menyebabkan masalah kesehatan pada pernapasan anak-anak. Maka dari itu, orangtua diharapkan bisa bersikap lebih bijaksana untuk berhenti merokok.