Motorik Halus Anak Penting Dilatih Sedini Mungkin, Ini Manfaatnya
- Pixabay
JAKARTA – Motorik halus merupakan suatu gerakan tubuh yang menggunakan otot kecil, dan memerlukan konsentrasi antara mata dan tangan. Ini merupakan proses seorang anak untuk belajar lebih terampil dalam menggerakkan anggota tubuhnya.
Gerakan yang dapat dilakukan di antaranya melatih ketangkasan, kecepatan, kekuatan, kelenturan dan ketepatan koordinasi antara tangan dan mata. Lalu, apa saja manfaatnya melatih motorik halus anak? Yuk, scroll untuk tahu lebih lanjut.
Melatih motorik si kecil memiliki banyak manfaat, di antaranya membantu anak lebih mandiri, memacu pertumbuhan dan perkembangan jasmani, rohani serta kesehatan si kecil usia dini, melatih fokus dan masih banyak lagi.
Michael Ruly Atmadja, Direktur Youreka World, mengatakan, motorik halus harus dilatih sedini mungkin. Hal itu karena menurutnya, banyak anak yang fokusnya kurang ketika belajar di sekolah.
"Sekarang banyak anak yang fokusnya kurang di sekolah, males buat PR. Sebenarnya cikal bakalnya dari sekarang, karena mungkin motorik halusnya lemah jadinya dia males nulis, males buat PR, akhirnya akademisnya kurang bagus," ujarnya saat peluncuran Pabrik Belcube Cheese di Youreka Kids Farm, Kuningan City, Jakarta, baru-baru ini.
Oleh karena itu, menurut Michael, orangtua harus mengobservasi perkembangan anak. Salah satu cara yang paling mudah adalah dengan bermain.
"Jadi anak-anaknya main orangtua bisa mengamati perkembangan anaknya. Motorik halus dan kasarnya bagaimana. Misal dia main kuda-kudaan ternyata otot kakinya kurang kuat, mungkin bisa diarahkan ke physical activity," jelasnya.
Lebih lanjut, Michael mengatakan, sangat penting anak sudah diajak bermain sejak kecil. Apalagi, sejak usia 3 tahun, otak anak diibaratkan seperti spons yang mudah menyerap informasi.
"Jadi, mumpung mereka masih bisa menerima informasi banyak, jangan fisik aja yang diajak main tapi otak juga dilatih kemampuan kognitifnya. Jadi mereka bisa menerima informasi, digest-nya, logic-nya," tutur Michael.
"Bahkan, playground di Youreka Kids Farm jumlah anak-anaknya bisa 5-7 anak, kakak-kakaknya kasih informasi, kasih instruksi. Kalau mereka bisa nerima instruksi, perkembangan mental dan otaknya bisa absorve untuk menerima informasi-informasi itu," imbuhnya.
Namun, bukan ikut main, Michael justru menyarankan agar orangtua tidak ikut bermain bersama anak. Orangtua cukup memantau dari jauh dan biarkan anak-anak bermain sendiri. Apa alasannya?
"Karena kita pengen anak-anak bisa mandiri, dia bisa mengerjakan sendiri apa gak. Orangtua mantau aja tapi biarkan anak main sendiri. Kalo anaknya kecil sekali bisa ditemenin, tapi kalo udah besar bisa ditinggal," pungkas Michael.
Youreka Kids Farm sendiri merupakan taman bermain edutainment interaktif di mana anak-anak dapat merasakan pengalaman bermain dan belajar tentang kegiatan pertanian dan pengolahan makanan melalui simulasi yang menarik.