Edukasi Sejak Dini, Kunci Utama Pencegahan Stunting di Indonesia
- ist
JAKARTA – Stunting atau gangguan tumbuh kembang pada anak telah menjadi salah satu masalah kesehatan publik yang serius di Indonesia. Meskipun angka prevalensinya terus menurun dari tahun ke tahun, fakta bahwa Indonesia masih di atas standar global yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tetap menjadi perhatian.
Stunting adalah kondisi di mana anak mengalami kegagalan dalam pertumbuhan fisik dan perkembangan otak karena kekurangan asupan gizi dalam jangka waktu yang lama. Kondisi ini paling sering terjadi dalam seribu Hari Pertama Kehidupan (HPK), yang meliputi masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun. Scroll lebih lanjut ya.
Pentingnya edukasi mengenai pola makan dan asupan gizi yang seimbang harus diterapkan sejak dini. Pemberian informasi kepada ibu hamil, ibu menyusui, dan masyarakat umum adalah kunci utama dalam upaya pencegahan stunting.
Sebagai langkah konkret dalam memerangi prevalensi stunting di Indonesia yang masih cukup tinggi, Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia (GPFI) bersama dengan Pemerintah Kota Solo dan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyelenggarakan Kegiatan Edukasi Pencegahan Stunting di seribu Hari Pertama Kehidupan (HPK) Anak.
Acara ini berlangsung pada Kamis, 7 September 2023, di Graha Saba Buana, Kota Solo dan merupakan bagian dari rangkaian pra-event Rapat Kerja Nasional (Rakernas) GPFI 2023.
Acara ini bertujuan untuk memberikan edukasi terkait stunting dan upaya pencegahannya kepada masyarakat, khususnya ibu hamil, ibu menyusui, dan para bidan. Diadakan oleh GPFI dan Dinas Kesehatan Kota Solo, acara ini dihadiri oleh sekitar seribu peserta dan mendapatkan respons positif dari berbagai pihak.
"Saya merasa sangat bersemangat dalam memerangi stunting di Indonesia. Kegiatan ini bukan hanya kita lakukan hari ini saja, tapi sudah kita mulai dari tahun 2022 lalu dengan memberikan vitamin dan suplemen untuk anak di daerah terluar," kata Andreas Bayu Aji, Sekretaris Jenderal GPFI.
Eka Sulistya Ediningsih, SH, selaku Kepala BKKBN Jawa Tengah, menambahkan, "Pencegahan stunting adalah salah satu prioritas kami, dan kerjasama ini adalah langkah positif dalam mencapai tujuan ini.”
Wakil Walikota Solo, dr. Siti Wahyuningsih, juga menyampaikan komitmen Pemerintah Kota Solo. "Acara ini adalah bukti konkret dari upaya kita bersama dalam melindungi generasi masa depan kita dari stunting. Kami berterima kasih atas dukungan dari GPFI dan BKKBN-RI."
Semua pihak yang terlibat berkomitmen untuk melanjutkan kerja sama ini sebagai bagian dari usaha bersama dalam memerangi stunting di Indonesia. Melalui edukasi dan kolaborasi yang kuat, diharapkan bisa menciptakan masa depan yang lebih sehat dan cerah bagi anak-anak Indonesia.