Cegah Stunting, Pahami Aturan Pemberian Isi Piringku Buat Anak Moms
- Freepik/freepik
BANYUWANGI – Isu stunting menjadi fokus dan permasalahan secara nasional yang membutuhkan penanganan di masing-masing daerah. Kabupaten Banyuwangi, berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, memiliki angka stunting 18,8 persen. Angka ini masih di bawah target RPJMN 2022-2024, yaitu 14 persen.
Permasalahan stunting di Banyuwangi diakibatkan praktik pengasuhan yang kurang baik, kurangnya akses pangan bergizi, juga terbatasnya layanan kesehatan, air bersih juga sanitasi. Scroll untuk info selengkapnya.
Ipuk Fiestiandani Azwar Anas, Bupati Kabupaten Banyuwangi yang diwakili oleh Amir Hidayat, Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi mengatakan, permasalahan stunting tidak hanya menjadi prioritas nasional, tetapi juga menjadi prioritas pemerintah Kabupaten Banyuwangi, dengan terus berupaya menekan angka kasus stunting.
Rizki Pohan, Health & Nutrition Senior Manager Danone Indonesia menjelaskan, dalam rangka membantu percepatan penurunan angka stunting, diluncurkan program Isi Piringku yang akan diselenggarakan di Banyuwangi selama 4 bulan ke depan.
"Akan dilakukan pengukuran, bagaimana dampak yang diterima sebelum dan setelah program ini berjalan. Dalam kegiatan peluncuran ini, diadakan pula pelatihan yang membahas tentang tumbuh kembang dan pola asuh anak dalam pencegahan stunting," ujar Rizki Pohan dalam keterangannya, dikutip Selasa 5 September 2023.
Pertumbuhan dan perkembangan anak dibentuk dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Periode ini, memengaruhi perkembangan fisik hingga perkembangan kognitifnya. 1000 HPK dihitung dari masa kehamilan hingga usia 2 tahun pertama. Gangguan hingga kekurangan nutrisi dan gizi dalam periode ini dapat mengakibatkan stunting hingga permasalahan tumbuh kembang anak.
Ina Adriatul Masulah, Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi menjelaskan, faktor-faktor yang memengaruhi tumbuh kembang anak dapat dibagi menjadi faktor internal dan eksternal. Faktor internal terdiri dari ras, genetik, keluarga, dan umur.
"Sementara itu, faktor eksternal atau faktor luar yang dapat kita kontrol dibagi lagi menjadi faktor prenatal, faktor persalinan, hingga faktor pasca natal, sehingga perlu memastikan kecukupan gizi sejak masa sebelum dan selama kehamilan, masa kelahiran hingga setelah kelahiran," jelasnya.
Pedoman Isi Piringku terdiri makanan pokok yakni sumber karbohidrat dengan porsi 2/3 dari 1/2 piring. Lalu dilengkapi dengan lauk pauk dengan porsi 1/3 dari 1/2 piring. Untuk setengah piring lainnya diisi dengan proporsi sayur-sayuran dengan porsi 2/3 dan buah-buahan dengan porsi 1/3. Panduan makan sehat tersebut tidak hanya membuat kenyang, tetapi juga memastikan tubuh sehat dan cukup gizi.
"Kita harus upayakan 1000 Hari Pertama Kehidupan yang optimal, gizi tepat dan pencegahan penyakit. Karena, masalah gizi secara langsung dipengaruhi oleh asupan makan juga kondisi kesehatannya,” tambah Rahayu Siswati, Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi.
Roni Sya’roni, Direktur Spektra memaparkan bahwa dalam menjalankan program Isi Piringku di Kabupaten Banyuwangi, Danone Indonesia berkolaborasi dengan Spektra, lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di bidang pemberdayaan kesehatan, pendidikan, hingga studi dan advokasi pembangunan.
“Kegiatan Isi Piringku di Kabupaten Banyuwangi tidak hanya akan berhenti di kegiatan hari ini, selanjutnya kami akan melakukan kegiatan pendampingan ke masyarakat dan membagikan media edukasi maupun praktik Isi Piringku," kata Roni.