Banyak Salah Kaprah Soal Bayi Gumoh Gegara ASI Basi, Ternyata Cuma Mitos
- Freepik/javi_indy
JAKARTA – Air Susu Ibu (ASI) menjadi salah satu nutrisi penting dalam kehidupan si kecil di seribu hari pertama kehidupannya. Namun, mitos terkait ASI sendiri kerap membuat banyak ibu enggan menyusui si kecil, termasuk mengenai bayi yang sering gumoh (muntah) akibat ASI yang diduga basi.
Gumoh pada bayi sebenarnya menjadi hal yang wajar. Namun, bagi ibu baru yang belum memahaminya, gumoh tersebut dianggap sebagai bentuk bayi yang tak suka dengan rasa ASI yang dianggap sudah basi. Hal itu pun membuat para ibu akhirnya tak menyusui anaknya sesuai anjuran. Yuk, scroll untuk info selengkapnya.
"Mungkin ini dipengaruhi kecemasan juga makanya mertua atau orang dulu suka bilang itu (ASI basi) tanpa dipikirin. Ini masih dipengaruhi oleh mitos-mitos yang belum teruji," ujar Psikolog, Kasandra Putranto, dalam acara media bersama Philips Avent, di Jakarta, Kamis 3 Agustus 2023.
Kasandra melanjutkan bahwa para ibu dan keluarga terdekat seharusnya dapat memberikan saran dengan lebih dulu melakukan riset. Apabila saran tersebut hanya sebatas kata-kata dari masyarakat sekitar tanpa ada bukti medis, sebaiknya konsultasi terlebih dahulu. Sebab, dampaknya dapat membuat ibu dan bayi menjadi tidak nyaman.
"Perlu cek dengan jurnal. Secara logika, bahwa apapun yang kasih langsung (ASI dari payudara), tidak didiamkan di suhu ruangan dengan waktu lama, tidak ada istilah ASI basi. Payudara expired juga tidak ada," terangnya.
Kasandra menyayangkan bahwa masih banyak bentuk mitos yang beredar di masyarakat sejak dulu dan masih dipercayai sampai saat ini. Terlebih, ASI yang diberikan sebenarnya adalah nutrisi penting bagi anak. Hanya saja, bayi yang baru lahir memang belum dapat menyusui dengan benar-benar tepat karena masih mempelajari perlahan seiring perkembangannya.
"Saluran napas bayi juga masih kecil, jadi masuknya (ASI) antre," tambahnya.
Senada, Lactation Counselor & Midwife, Jamilatus Sadiyah menjelaskan bahwa ASI tidak mungkin basi, jika diberikan langsung dari payudara. Gumoh sendiri bisa terjadi karena pemberian ASI yang terlalu banyak dalam satu waktu, yang mana lambung bayi masih sangat kecil.
"Kalau dari payudara mitos bahwa ASI basi, itu nggak ada. Memang ketika gumoh karena overfeeding, ASI terlalu banyak. Lambung bayi masih kecil, hari pertama itu masih seukuran biji kelereng. Ada udara masuk (di saluran napas), jadi gumoh," tambah Mila.
Sementara itu, Mila tak menampik bahwa ASI perah rentan basi apabila penyimpanannya tidak tepat. Sebab, kuman dan bakteri dapat masuk sehingga ASI menjadi terkontaminasi dan bermasalah di pencernaan bayi.
"Kalau ASIP tahan 3-4 jam di suhu ruangan, 3-5 hari di chiller, freezer 2 pintu tahan 2 minggu, 6 bulan khusus freezer," tambahnya.
Country Consumer Marketing Manager Philips Indonesia, Dion Purna Satwika Amudra juga mengatakan bahwa ASI bisa basi karena ada udara yang masuk ke dalamnya. Hal itu terjadi akibat cara memerah yang kurang baik serta produk perah ASI yang tak dapat menjaga kualitas ASI perah.
"ASI basi ada udara yang masuk ke ASI. Langsung pindahin ke botol, dan langsung masukin ke freezer. Pastikan jangan ada udara masuk. Jadi ASI dihangatkan dan kasih ke baby saat dibutuhkan," tandasnya.