Catat Moms, Begini Stimulus Tepat Bantu Si Kecil Cepat Jalan Usia Setahun
- Freepik/gpointstudio
JAKARTA – Si kecil yang mulai menunjukkan tanda perkembangannya tentu memberi kebahagiaan tersendiri bagi para orang tua, khususnya ibu yang sudah melahirkannya. Namun, tak sedikit para ibu yang khawatir ketika anaknya tak kunjung lancar jalan di usia yang sudah mencapai 12 bulan atau setahun.
Perkembangan motorik bayi ditandai dengan serangkaian tonggak postural. Mulai dari duduk pada usia sekitar 6 bulan, tangan dan lutut merangkak pada usia 8,5 bulan, dan berjalan pada usia 12 bulan. Perkembangan ini merupakan bagian penting dari pertumbuhan si Kecil di masa emasnya atau pada seribu hari pertama kehidupannya.
Oleh sebab itu, Ibu perlu memberikan perhatian lebih di masa penting ini, salah satunya membantu menstimulus waktu belajar berjalan si Kecil. Pada umumnya, anak bisa berjalan di usia 12 tahun dengan beberapa kali terjatuh sehingga hal itu tak perlu dikhawatikan para ibu.
“Anak usia 12 hingga 19 bulan rata-rata melakukan 2368 langkah dan jatuh 17 kali/jam," ujar dokter spesialis anak di RS Cinta Kasih Jakarta, dr. Fellycia Trie W., Sp. A, dalam keterangan pers Makuku SAP Diapers Slim Care.
Dokter Fellycia menambahkan bahwa ada 3 hal yang harus diperhatikan dalam menstimulus belajar berjalan si Kecil. Pertama, jumlah frekuensi belajar berjalan. Di sini, semakin sering latihan akan membantu otot lebih kuat pada kaki, sehingga meningkatkan keseimbangan.
"Ini juga menjaga koordinasi gerakan kaki yang dapat membantu si Kecil berjalan mandiri lebih awal," kata dia.
Kedua, melakukan pijat pada si Kecil. Dokter Fellycia mengatakan bahwa pijat bayi sebagai salah satu kebutuhan dasar yang harus diberikan kepada si Kecil untuk mengoptimalkan tumbuh kembangnya.
"Seperti motorik dan fisiologis tubuh melalui sistem saraf, sistem peredaran darah, sistem saluran cerna dan metabolisme tubuh," imbuhnya.
Ketiga dan yang paling penting adalah ciptakan lingkungan yang aman dan nyaman. Saat Ibu membantu si Kecil belajar berjalan, pastikan untuk menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman baginya.
"Salah satunya dengan memilih popok yang lebih tipis dan tidak menggumpal, sehingga kaki si Kecil tidak terhalang oleh popok yang menggembung saat berlatih," kata dia.
Saat dikenakan, popok merupakan bagian besar di antara kedua kaki si Kecil. Hal ini berpotensi memperburuk keseimbangan bayi dan menunjukkan pola gaya berjalan yang kurang matang sehingga si Kecil lebih banyak salah langkah dan jatuh saat memakai popok. Oleh karena itu, popok harus membuat si Kecil nyaman sehingga tidak menjadi gangguan biomekanik saat belajar berjalan.
"Kami menciptakan popok yang super tipis dengan ketebalan hanya 1,6mm untuk memberikan kenyamanan dan membantu sikap keseimbangan yang baik saat si Kecil belajar berjalan. Selain itu, Inti struktur SAP (Super Absorbent Polymer) pada MAKUKU SAP Diapers Slim Care tidak menjadikan popok menggumpal pada satu titik, sehingga penyerapan cairan lebih merata dan menjaga permukaan tetap kering," kata CEO MAKUKU, Jason Lee.
Jason Lee menambahkan bahwa hal itu dikarenakan teknologi inti penyerap SAP memiliki daya serap yang lebih tinggi, tidak menyebabkan osmosis balik dengan struktur 3D hexagonal sehingga mengurangi frekuensi kontak langsung popok dengan kulit. Permukaan yang berongga dan berstruktur 3D tentu akan mengurangi gesekan popok dan sirkulasi udara tetap terjaga selama pemakaian popok.