Anak Nangis saat Diminta Berhenti Main Gadget? Begini Saran Psikolog

Ilustrasi anak main gadget.
Sumber :
  • Pexels/Ron Lach

VIVA Parenting – Sudah menjadi pemandangan umum, anak-anak zaman sekarang kerap menghabiskan waktu dengan bermain gadget ketimbang berinteraksi dengan teman secara langsung atau bermain dengan permainan tertentu. 

Tentu, ini sangat tidak baik bagi tumbuh kembang dan kesehatan anak, karena mereka tidak aktif secara fisik dan bisa mengganggu kesehatan matanya. Namun sayangnya, meminta anak untuk berhenti bermain gadget tidaklah mudah. Bahkan, tak sedikit yang ngambek dan menangis ketika diminta untuk berhenti bermain ponsel. Lalu, apa solusinya? Yuk, scroll untuk tahu jawabannya moms. 

Psikolog Fanni Putri Diantina, M.Psi., mengatakan, pertama, orangtua harus menyediakan waktu bermain dengan anak-anak tanpa melibatkan gadget. Saat anak bermain, orangtua juga harus ikut bermain dengan anak dan menjauhkan gadget-nya. 

Ilustrasi ibu dan anak/parenting/anak bermain.

Photo :
  • Freepik/gpointstudio

"Yang kedua sebenarnya ketika anak terlalu engage sama gadget, ketika kita minta mereka untuk melepaskan gadget-nya dan mereka menangis, itu kita harus agak tega," ujar Fanni saat konferensi pers 'Peluncuran Kampanye Timezone: Jadi Lebih Fun' di Summarecon Mall Kelapa Gading 3, Jakarta, baru-baru ini. 

"Jadi mereka nangis gapapa, tapi sebenarnya kita mengajarkan untuk disiplin. Dan sebenarnya ngobrol sih, ngobrol sama anak dan ngobrolnya juga yang fun," sambung dia. 

Cara lain menurut Fanni adalah dengan membawa anak ke area bermain bersama orangtua, sehingga ada quality time yang tercipta antara orangtua dan anak. 

"Selain itu juga sebenarnya komunikasi dengan orangtua. Misalnya selain handphone, ada lho hal lain yang lebih menyenangkan misalnya ngobrol sama ibu, main di outdoor dan lain sebagainya," kata dia. 

Lebih lanjut Fanni menjelaskan, sejak masih kecil, orangtua sudah harus mengajarkan kedisiplinan pada anak, termasuk disiplin saat bermain gadget. Bagaimana caranya? 

"Salah satunya ada time limit. Jadi, boleh main HP tapi misalnya cuma Sabtu dan Minggu atau satu hari hanya berapa jam. Dan kalau misalnya anak ini tantrum atau nangis, itu dibiarin aja. Karena dia akan belajar bahwa 'kalo misalnya aku nangis, tidak direspons sama ibu, aku tidak akan dapat HP aku, jadi sia-sia aku menangis'," jelasnya. 

Ilustrasi anak main pasir

Photo :
  • Pixabay

"Itu sebenarnya yang ingin dibentuk, sehingga nanti dia bisa belajar bahwa 'ya udah aku gak usah nangis, aku nurut aja sama ibu'. Dan sebenarnya dari usia yang sangat dini, sudah bisa diajak berkomunikasi seperti itu," imbuh Fanni Putri Diantina.

Alternatif tempat bermain anak
Untuk menjauhkan anak dari gadget, orangtua bisa membawa anak ke area bermain. Salah satu alternatifnya adalah Timezone, yang menyediakan mesin permainan terbaru. 

CEO dan Presiden Direktur Timezone Indonesia Naveen H menjelaskan, mereka fokus mengimplementasikan 4 elemen, yaitu menyediakan mesin permainan terbaru dan terdepan bagi pelanggan, lokasi toko yang mudah diakses oleh pengunjung, engagement digital yang kuat dan meningkatkan pengalaman in-venue experience bagi pengunjung.

“Timezone menghadirkan fasilitas hiburan keluarga yang dapat menjadi jawaban akan kekhawatiran yang banyak dirasakan oleh masyarakat dengan berbagai isu negatif resesi, lay-off maupun polarisasi," kata Naveen berada di tempat yang sama. 

"Melalui kampanye Timezone Jadi Lebih Fun, kami ingin menciptakan kebahagiaan kepada lebih banyak masyarakat Indonesia dan pengunjung kami, pada khususnya. Terutama jelang masa libur Lebaran dan liburan sekolah yang akan datang," sambungnya.