BKKBN Kulik Pemicu Anak Stunting pada Ibu Hamil, Ungkap Peran 'Kakak Asuh'

Gerakan Nasional Indonesia Bebas Stunting 2030
Sumber :
  • istimewa

VIVA Lifestyle – Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr. (H.C) dr. Hasto Wardoyo, Sp.O.G (K) mengatakan bahwa telah mendapatkan hasil audit stunting yang mana kasusnya dapat dijadikan pembelajaran dalam penanganan kasus stunting agar tidak muncul lagi kasus serupa.

Dalam arahannya, Hasto mengatakan ada sejumlah hal yang harus menjadi perhatian dalam audit kasus stunting. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.

Hal itu diantaranya, tujuan dari pelaksanaan audit kasus stunting adalah untuk mencari penyebab utama terjadinya risiko stunting pada catin, ibu hamil, ibu nifas, baduta/balita atau risiko terjadinya stunting pada baduta/balita.

“Perlu diurai faktor risiko dari masing-masing kelompok sasaran auditee secara spesifik dan dirumuskan bersama dalam bentuk program dan kegiatan yang dapat mengatasi risiko dimaksud. Hal penting yang juga menjadi tahapan audit kasus stunting adalah evaluasi rencana tindak lanjut, manfaat audit kasus stunting harus kembali kepada pergeseran status risiko audit dan bahkan penguatan panduan pendampingan keluarga berisiko stunting,” jelas Hasto.

Hasto menyebutkan adanya praktik baik berupa integrasi audit kasus stunting dengan program Bapak Asuh Anak Stunting. Audit kasus stunting telah memperkuat praktik berbagi pakai data di tingkat lapangan.

Kepala BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) Hasto Wardoyo

Photo :
  • VIVA/Muhamad Solihin

Melalui audit kasus stunting yang bertumpu pada utamanya hasil surveilans rutin yang kaya atas data dan informasi by name by address, baik mencakup catin, ibu hamil, ibu nifas, baduta dan balita, melalui sumber Pendataan Keluarga, e-ppgbm, elsimil dan data lainnya maka terjadi berbagi pakai data sejak seleksi kasus, pendampingan dan evaluasi auditee. 

"Semangat positif ini perlu dipelihara sebagai bagian dari platform demand data surveilans yang berkualitas,” kata Hasto.

Selain itu, BKKBN turut menggelar program 'Semesta Mencegah Stunting'. Program ini digelar dengan melibatkan berbagai tokoh di daerah di Indonesia untuk menjadi 'Kakak asuh cegah stunting'.

Ilustrasi stunting

Photo :
  • Direktorat P2PTM Kemenkes

Khusus di Bogor, BKKBN menggandeng dokter kenamaan Raendi Rayendra. Dokter spesialis kulit dan kelamin itu bahkan dinobatkan sebagai 'Kakak asuh cegah stunting' untuk Kota Bogor. Rayendra dikenal cukup aktif dalam permasalahan kesehatan di Kota Bogor. 

Salah satu langkah nyata yang dilakukannya dalam membantu persoalan kesehatan di Kota Bogor adalah menggiatkan gerakan Bogor Sehat serta gerakan Ngariung Sehat.

Stunting merupakan kekurangan gizi pada bayi di hari pertama kehidupan dan berlangsung lama yang mengakibatkan gangguan pada perkembangan otak dan tumbuh kembang anak.

Cegah Stunting. Sumber : ANTARA News

Photo :
  • vstory

Penobatan itu dilakukan saat kick off program 'Semesta Mencegah Stunting' kerja sama BKKBN. Program itu diawali dengan talkshow yang menghadirkan beberapa pembicara seperti Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) Jenderal Dudung Abdurachman selaku duta 'Bapak asuh anak stunting'.

"Kita berharap, dengan dukungan semua pihak, angka stunting di Kota Bogor, Jawa Barat dan Indonesia pada umumnya bisa ditekan. Sebagai kakak asuh cegah stunting di Kota Bogor, saya mengoptimalkan untuk bisa berkontribusi nyata menurunkan angka stunting di Kota Bogor," kata founder Rayendra Dermatology dan Aesthetic Center itu kepada wartawan, Selasa, 21 Maret 2023.