Jangan Abai, Ini Deret Manfaat Beri Si Kecil Makanan Bervariasi
- Freepik/freepik
VIVA Parenting – Peran nutrisi sudah terbukti bermanfaat baik dalam kesehatan jangka pendek dan panjang bagi si kecil, mulai dari mengoptimalkan tumbuh kembangnya hingga mencegah kerentanan penyakit kronis. Sayangnya, banyak orang tua yang tak memahami lebih rinci mengenai pemenuhan nutrisi tepat pada anak, termasuk makanan bervariasi.
Medical & Scientific Affairs Danone Indonesia, Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, menuturkan bahwa kebiasaan makan sehat sudah seharusnya dikenalkan sejak anak usia dini. Dengan jenis makanan bervariasi, anak akan memiliki kesukaan pada berbagai sumber nutrisi sehingga kebutuhan gizinya pun lebih mudah terpenuhi. Scroll untuk simak selengkapnya.
"Makanan bervariasi yang dibiasakan dari kecil jadi modal awal seorang anak, setelah balita dia punya preferensi dalam memilih makanan yang lebih bergizi di kemudian hari," ujar Ray dalam webinar berjudul “Peringati Hari Pangan Sedunia, Danone Indonesia Ajak Masyarakat Cerdas Atur Pengeluaran Agar Gizi Anak Optimal”, Senin 31 Oktober 2022.
Ada pun, pemberian makanan bervariasi juga membantu si kecil untuk bisa mengambil keputusan sendiri dalam memilih nutrisi yang lebih sehat saat dewasa kelak. Sumber nutrisi yang juga mudah ditemui dan dikonsumsi yakni bahan pangan fortivikasi yang sudah memiliki makro dan mikronutrien dalam satu makanan.
"Fortivikasi makanan merupakan upaya meningkatkan kualitas pangan dengan menambahkan pada makanan tersebut satu atau lebih zat gizi mikro tertentu," tuturnya.
Lebih dalam, manfaat memberi makan secara bervariasi juga mampu memperkuat bonding atau kedekatan ibu dan anak. Bonding tersebut dilakukan baik secara fisik, kontak mata, serta emosional yang bisa direkam dalam memori anak sehingga menimbulkan manfaat positif berkaitan dengan mengonsumsi makanan sehat.
Selain itu, pemenuhan makanan yang bervariasi berhubungan dengan berkurangnya risiko defisiensi mikronutrien dan risiko kurangnya asupan nutrisi. Kajian sistematis menunjukkan, kurangnya variasi makanan berhubungan dengan kejadian stunting pada anak.
"Dalam akses terhadap makanan bergizi perlu diperhatikan bahwa makanan yang dikonsumsi bervariasi serta dalam jumlah yang cukup serta kualitas gizi yang baik," tandas Ray.
Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2020 dari Badan Pusat Statistik menyebutkan, anak-anak Indonesia masih mengalami kerawanan akses terhadap makanan sehari-hari. Kondisi tersebut diperparah dengan kenaikan harga bahan pokok dan pangan, imbas dari inflasi dan kenaikan BBM, sehingga daya beli masyarakat terhadap bahan pangan, khususnya protein hewani berkurang. Jika masyarakat sulit mengakses makanan bergizi, angka stunting di Indonesia akan sulit diturunkan.
"Orangtua dapat membuat skala prioritas dalam pengeluaran belanja, dengan mengutamakan kebutuhan yang esensial seperti pangan sehat dan bergizi untuk anak-anak mereka," ujar Peneliti Ekonomi Kesehatan dari Ikatan Ekonomi Kesehatan Indonesia, Mutia A. Sayekti S.Gz., MHEcon.