Waktu Tepat Ajarkan Anak Konsep Perkawinan
- Freepik/freepik.diller
VIVA Lifestyle – Di beberapa daerah di Indonesia, angka perkawinan anak masih sangat tinggi. Di sinilah peran keluarga dibutuhkan agar kasus ini bisa berkurang.
Hal ini bisa dimulai dengan memberikan pemahaman pada anak mengenai perkawinan. Lantas, kapan orangtua bisa mengajarkan ini kepada anak?
Psikolog anak dan keluarga Ayank Irma mengatakan, pembelajaran bisa dimulai dari kegiatan sehari-hari. Misalnya, ketika mengajak anak ke resepsi pernikahan.
"Di sana orangtua bisa mengajarkan bahwa ini lho perkawinan," kata Ayank saat mengisi acara edukasi di SMPN 1 Cibeber, Cianjur, Jawa Barat, belum lama ini.
Selain itu, orangtua juga harus mengajarkan mengenai bagaimana merawat tubuh, bagian apa yang boleh dan tidak boleh disentuh.
Kemudian di usia 7-8 tahun, di mana anak perempuan sudah lebih cepat mengalami pubertas dan sudah mulai muncul tanda-tanda pubertas, ini adalah usia yang tepat untuk pendidikan seksualitas dan kurikulum pernikahan.
"Mengenai hubungan pertemanan, pernikahan itu bagaimana," tambah Ayank.
Lalu, di usia 10-14 tahun adalah usia yang tepat untuk mengulang-ulang lagi mengenai konsep tersebut. Karena, di usia ini anak mulai mencari identitas diri. Rangsangan seksual juga sudah mulai dirasakan.
Maka, anak perlu diajarkan bagaimana mengalihkan atau memindahkan energinya keluar ke kegiatan yang lebih positif agar tidak membayangkan mengenai seksualitas. Bahwa ada hal lain yang bisa dikerjakan.
"Jadi dari sedini mungkin konsep perkawinan diperdengarkan, diulang, di-review, bahwa menikah itu ada waktu dan kesiapan," jelas Ayank.