Cegah Stunting, Calon Pengantin Harus Cek Kesehatan Sebelum Nikah

Ilustrasi parenting/orangtua dan anak.
Sumber :
  • Freepik/freepik.diller

VIVA – Tengkes atau stunting adalah kekurangan gizi pada anak di 1000 hari pertama kehidupan yang berlangsung lama dan menyebabkan terhambatnya perkembangan otak dan tumbuh kembang anak. Indonesia menargetkan dapat menurunkan jumlah kasus stunting sebesar 14 persen pada tahun 2024 dan data tahun 2019 menunjukkan bahwa jumlah kasus stunting masih sebesar 27,67 persen.

Stunting berpotensi memperlambat perkembangan otak, dengan dampak jangka panjang berupa keterbelakangan mental, rendahnya kemampuan belajar yang lebih jauhnya dapat menghambat pembangunan bangsa dan mengakibatkan jutaan orang di bawah kemiskinan yang seharusnya bisa dihindari.

Karena itulah, masih dalam rangka perayaan Hari Gizi Nasional 2022, Danone Indonesia menyelenggarakan kegiatan edukasi dalam webinar yang berjudul “Bersama Cegah Stunting, Wujudkan Generasi Sehat di Masa Depan”. Topik ini diangkat untuk berdiskusi mengenai bagaimana pemerintah, masyarakat dan termasuk perusahaan untuk dapat mencapai target penurunan stunting di Indonesia.

Beberapa narasumber terkait hadir untuk meningkatkan pemahaman mastarakat mengenai stunting dan cara pencegahannya, seperti Dr. Dhian P. Dipo, MA Direktur Gizi Masyarakat Kemenkes RI, dr H. Hasto Wardoyo Kepala BKKBN RI, Prof. dr. Damayanti Rusli Sjarif Dokter Spesialis Anak dan Guru Besar FKUI dan Arif Mujahidin, Communications Director Danone Indonesia.

Ilustrasi parenting/orangtua dan anak.

Photo :
  • Freepik/senivpetro

Direktur Gizi Masyarakat Kemenkes Dr. Dhian P. Dipo, MA, menyampaikan bahwa target penurunan stunting ini harus ditangani dengan kerjasama, kerja keras dan kerja nyata agar tercapai.

“Ada 2 hal intervensi dalam penurunan angka stunting, yaitu intervensi spesifik dan sensitif, dan kementerian kesehatan memiliki tanggung jawab di intervensi spesifik. Yaitu dengan penguatan kapasitas SDM mulai dari tenaga kesehatan, guru hingga perangkat desa agar bisa melakukan tindak lanjut dengan tepat saat menemui kasus di lapangan,” ujarnya dalam webinar yang dilaksanakan Rabu, 26 Januari 2022.

Sementara itu, Kepala BKKBN RI dr H. Hasto Wardoyo mengatakan, penurunan angka stunting dapat tangani dengan tepat dimulai dari data, yang kemudian diolah atau dituangkan dalam penyusunan strategi.

“Salah satu langkah dini yang bisa diambil adalah bekerja sama dengan kementerian agama dan jajarannya, untuk mengidentifikasi calon pasangan yang menikah dan mengadakan pemeriksaan 3 bulan sebelum pernikahan untuk pengecekan lingkar lengan atas, tinggi badan, berat badan, indeks massa tubuh dan HB. Mulai dari 4 pemeriksaan tersebut yang akan menjadi program wajib,’’ papar Hasto.

Edukasi juga tidak boleh berhenti untuk dilakukan dari waktu ke waktu, mengingat terus bertambahnya keluarga muda di setiap tahunnya, dengan pemahaman yang tepat, penanganan dan pencegahan bisa dilakukan sejak dini. Tentunya orang tua juga memegang peranan penting dalam intervensi akan pencegahan stunting. Hal ini pun dapat didukung oleh para orang tua untuk turut serta mencapai target penurunan stunting, antara lain mulai dari memenuhi kebutuhan gizi sejak hamil, memberikan ASI Eksklusif, terus memantau tumbuh kembang anak dan selalu jaga kebersihan lingkungan.

Dokter Spesialis Anak dan Guru Besar FKUI Prof. dr. Damayanti Rusli Sjarif menjelaskan bahwa stunting dapat ditangani selama 2 tahun pertama kehidupan anak.

“Dua penyebab stunting yaitu malnutrisi atau asupan gizi yang kurang dan kebutuhan gizi anak yang meningkat. Kebutuhan gizi anak yang meningkat bisa disebabkan oleh sakit, infeksi, prematuritas, alergi makanan dan kelainan metabolisme. Sehingga faktor pencegahan stunting menjadi hal yang utama,” ujarnya.

Tak lepas dari peran swasta, Communications Director Danone Indonesia  Arif Mujahidin menyampaikan bahwa Danone Indonesia turut serta mendukung gerakan pemerintah baik untuk mencegah dan mengatasi stunting. Berbagai langkah upaya dilakukan dengan berkolaborasi dengan para stakeholder untuk menjawab tantangan ini.

“Sejalan dengan misi Danone yakni membawa kesehatan ke sebanyak mungkin orang, kami berkomitmen penuh untuk membantu pemerintah dalam mengatasi permasalahan stunting di Indonesia demi terciptanya generasi emas Indonesia 2045. Selaku sektor swasta, kami berperan dalam berkontribusi untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang isu kesehatan dan nutrisi, membangun kesadaran publik akan pentingnya gizi seimbang, serta mendorong kreativitas dalam menjalankan pola hidup sehat maupun inovasi dalam hal kesehatan, terutama di masa pandemi ini,” kata dia.