Cegah Bayi Lahir dengan Penyakit Jantung Bawaan Sebelum Ibu Hamil
- Freepik/senivpetro
VIVA – Penyakit Jantung Bawaan (PJB) kritis yang dialami bayi ketika baru lahir, dapat berakibat fatal karena mengancam nyawa. Bayi bisa meninggal dalam beberapa hari, bahkan dalam hitungan jam.
Untuk mencegah bayi terkena PJB kritis, Ketua Unit Kerja Koordinasi Neonatologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), DR. dr. Risma Kerina Kaban, SpA(K), menyarankan, agar wanita menjalani pemeriksaan bahkan sebelum kehamilan.
"Karena ibu bisa saja mengalami infeksi yang belum teratasi, walaupun kadang-kadang gak ada gejala. Terus ada juga dia kekurangan gizi, misalnya mikronutrien. Nutrisi pada ibunya harus benar-benar baik sebelum hamil," ujarnya saat media breafing bersama IDAI, yang digelar virtual, Senin 13 Desember 2021.
Risma kembali menegaskan, bukan pada saat hamil, wanita harus melakukan persiapan bahkan jauh sebelum memasuki usia kehamilan.
"Nah pada saat hamil, hindari misalnya mendapat infeksi. Penyakit jantung bawaan ini diduga ada faktor genetik, makanya kita selalu tanya, 'anak sebelumnya ada gak yang menderita penyakit jantung bawaan?'" kata dia.
Sementara dari sisi makanan, menurut Risma, semua nutrisi harus tercukupi.
"Mengenai makanan ya semua makanan. Cukup protein, cukup karbohidrat, lipid, lemak, mikronutrien paling penting untuk kesehatan ibu," jelas dia.
Ketua Ikatan Bidan Indonesia, dr. Emi Nurjasmi, MKes menambahkan, terkait pemenuhan nutrisi, ibu hamil harus diberikan edukasi. Selain itu, ibu hamil wajib rutin mengonsumi tablet penambah darah. Apa alasannya?
"Karena semua ibu hamil diberikan tablet tambah darah, karena hampir 50 persen ibu hamil anemia. Kemudian bagaimana perilaku hidup bersih sehat," terang dia.
"Kami memang memberikan edukasi 'parents education' juga. Topik-topik itu sudah menjadi standar bagi temen-temen bidan menghadapi nanti setelah lahir, kesiapan dia menyusui eksklusif, menggunakan kontrasepsi, dan yang paling penting adalah memberikan informasi ibu hamil mengenali tanda-tanda bahaya," lanjut dia.
Ketika hamil, Emi memaparkan, pihaknya akan berkoordinasi dengan dokter untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh.
"Termasuk USG, minimal 2 kali selama kehamilan. Dalam menganalisa, kita mengidentifikasi dengan cermat faktor-faktor risikonya. Apakah dia punya diabetes, rubella, atau genetik dan lain sebagainya. Meski USG tidak bisa mendeteksi kelainan jantung di janin, tapi paling tidak secara keseluruhan kesehatannya bisa dilakukan pemeriksaan oleh dokter," tandas dr. Emi Nurjasmi.